Bisnis.com, SAMARINDA - Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD ) Provinsi Kaltim memantau 31 titik panas (hotspot) pada hari Kamis ,(31/8/ 2016) yang terpantau melalui Satelit Terra dan Aqua dalam bentuk Sensor Modis, SNPP, NOAA-18.
Satelit Terra & Aqua Sensor Modis menemukan 2 titik hotspot di Kabupaten Berau dan 2 titik di Kabupaten Kutai Timur serta yang terbanyak 18 titik hotspot di Kabupaten Kutai Barat. Sedangkan di Kabupaten Paser dan Kutai Kartanegara terpantau masing-masing 1 titik hotspot dan 4 titik hotspot.
Jika menggunakan sensor SNPP, terpantau ada 7 titik hotspot di Kabupaten Kutai Barat, 1 titik hotspot di Kutai Timur dan 2 titik hotspot di Kutai Warganegara. Namun, bila gunakan sensor NOAA-18 belum ada titik hotspot di Kaltim.
Koordinator Pusdalops BPBD Kaltim, Irwan mengatakan penanganan titik hotspot dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dilakukan oleh BPBD Kabupaten Kota di Kaltim. Pihaknya di tingkat provinsi hanya mendukung dan memberi bantuan jika diperlukan BPBD di Kabupaten Kota.
"Kami terus melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Kota untuk penanganan kebakaran lahan. Selain itu, kami juga dibantu oleh jajaran TNI dan Polri di lapangan saat melakukan pemadaman karhutla," jelas Irwan.
Lebih lanjut, sejauh ini kebakaran hutan dan lahan di Kaltim lebih banyak disebabkan aktivitas warga yang membuka ladang. Hal ini dilakukan karena tradisi petani yang sering berpindah-pindah untuk membuka lahan pertanian.
Selain mewaspadai ancaman kebakaran lahan, saat ini Kaltim juga mewaspadai kiriman asap dari provinsi Kalimantan Barat yang saat ini terpantau terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Pada pengalaman sebelumnya, Kabupaten Mahakam Hulu dan Kutai Barat paling berdampak pada kiriman asap dari daerah provinsi lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google
News dan WA Channel