Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CHINA: Pemimpin Buruk Penyebab Masalah, Akan Dipecat

Pejabat Partai Komunis di China, yang menunjukkan kepemimpinan buruk dan menyebabkan permasalahan parah, akan mendapatkan hukuman di bawah ketentuan baru tanggung jawab, yang diungkapkan pada Minggu akhir.
Dua warga miskin China dengan tulisan meminta bantuan makanan dan tempat tinggal./Reuters
Dua warga miskin China dengan tulisan meminta bantuan makanan dan tempat tinggal./Reuters

Bisnis.com, BEIJING -  Pejabat Partai Komunis di China, yang menunjukkan kepemimpinan buruk dan menyebabkan permasalahan parah, akan mendapatkan hukuman di bawah ketentuan baru tanggung jawab, yang diungkapkan pada Minggu (17/7/2016) akhir.

Ketentuan itu adalah usaha terkini untuk meningkatkan kedisiplinan di tengah langkah pemberantasan korupsi.

Peraturan itu diarahkan terutama kepada pemimpin dalam badan anti-korupsi setempat dan membuat mereka bertanggung jawab untuk "konsekuensi serius disebabkan oleh kelalaian atau kinerja buruk mereka," kata kantor berita nasional Xinhua.

Pejabat akan bertanggung jawab atas pelanggaran ketentuan partai dan atas kinerja buruk, tambahnya.

Sejumlah ketentuan serupa sudah ada, namun peraturan yang baru ini memperketat prosedur dan hukumannya, yang beragam mulai dari penyebaran dan mempermalukan nama tersangka hingga peringatan administratif dan pemberhentian, Xinhua melaporkan.

Pelanggar disiplin partai, yang pada praktiknya berarti yang terlibat dalam kasus korupsi, juga akan dijatuhi hukuman.

Sejumlah kasus tertentu akan dipilih untuk disebarluaskan kepada publik, dan untuk sejumlah pelanggaran besar para pejabat itu akan disebarluaskan.

Menurut dokumen, masyarakat akan diberitahu terkait kasus serius.

Presiden Xi Jinping melakukan tindakan keras terhadap korupsi sejak mulai menjabat hampir empat tahun lalu dan mencoba untuk mengembalikan partai ke nilai-nilai tradisionalnya dimana partai itu melayani masyarakat tanpa keegoisan, menyusul serangkaian perkara korupsi dan pemborosan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/REUTERS
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper