Bisnis.com, JAKARTA - Gempabumi di Nias Utara yang terjadi pada hari ini dilaporkan akibat aktivitas subduksi lempeng di zona megathrust.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika Daryono mengatakan gempabumi tersebut termasuk gempabumi dangkal.
Zona megathrust merupakan lajur penunjaman lempeng yang masih landai sehingga dapat memicu terjadinya gempabumi dangkal dengan mekanisme sesar naik. Aktivitas gempabumi di zona ini jika kekuatannya sangat besar dapat berpotensi menimbulkan tsunami.
"Kita patut bersyukur karena gempbumi Nias Utara ini kekuatannya relatif kecil sehingga tidak berpotensi tsunami," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (13/7/2016).
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini terjadi pada pukul 16.26 WIB dengan kekuatan 4,3 Skala Richter. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 1,39 LU dan 96,95 BT, tepatnya di laut pada jarak 24 kilometer arah barat Lahewa, Nias Utara pada kedalaman hiposenter 24 kilometer.
Berdasarkan analisis peta guncangan (shakemap) BMKG, tampak bahwa secara umum gempabumi ini dirasakan dalam skala intensitas I SIG BMKG (II-III MMI) di wilayah Nias Utara, seperti Lahewa, Hiligeo, Ambugha, Faighunago, Teolo, Afulu, dan Lauru. Di daerah tersebut guncangan gempabumi dirasakan oleh beberapa orang dan tidak menimbulkan kerusakan.
Terkait peristiwa gempabumi yang mengguncang Nias Utara dan sekitarnya, Daryono menyatakan hingga laporan ini disusun belum terjadi gempabumi susulan.
"Untuk itu masyarakat diimbau agar tetap tenang karena gempanbumi ini tidak merusak. Khusus masyarakat di pesisir Nias barat dan utara, diimbau agar tidak terpancing isu yang tidak bertanggungjawab karena gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.