Kabar24.com, JAKARTA - Partai berbasis Islam dituntut memiliki kepercayaan diri agar bisa memimpin di masa depan.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah di sela kegiatan itikaf di Masjid Syuhada, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (29/6/2016) malam.
"Partai Islam harus percaya diri agar bisa memimpin bangsa dan umat," ucap Fahri Hamzah.
Menurut Fahri, setiap aktivis Islam atau parpol Islam harus punya keyakinan dalam dirinya yang kuat bahwa mereka bisa memimpin bangsa.
Fahri juga menyampaikan bahwa kekuatan keyakinan, kemampuan membaca zaman dan kompetensi diri yang dimiliki oleh aktivis Islam adalah kunci memimpin ke depan.
"Aktivis Islam harus memiliki narasi yang diyakininya dan masuk ke semua lini kehidupan masyarakat dan bernegara. Tanpa itu semua maka aktivis Islam akan terisolasi dari zamannya," kata Fahri.
Ia mengatakan bahwa Ramadhan adalah momentum bagi calon pemimpin Islam menempa diri agar memiliki kepercayaan diri untuk memimpin umat dan bangsa ini dengan baik.
Ibadah Ramadan akan menempa karakter aktivis Islam menjadi pribadi-pribadi yang kuat secara karakter, berilmu dan percaya diri yang kuat dalam memimpin bangsa ke arah yang lebih baik.
Menurut anggota DPR daerah pemilihan NTB ini, partai Islam harus introspeksi mengapa mereka sulit melampaui angka 10% dalam tiap pemilu.
"Partai Islam akan terkena kutukan partai kecil dan menengah jika tidak mampu melahirkan lapisan generasi yang memiliki kapasitas dan kepercayaan diri dalam jumlah besar, apalagi jika partai Islam terjebak dalam kultur feodal dan tidak menghargai perbedaan pendapat," katanya.
Fahri memberikan solusi bagaimana agar partai Islam bisa memenangkan pemilu di era digital dan demokrasi. "Kita harus melampaui kapasitas dan kepercayaan diri yang dimiliki oleh partai lain, barulah kita bisa memenangkan pertarungan politik," katanya.
Kegiatan itikaf yang dihadiri ratusan pemuda di sekitar Pulogadung ini dilaksanakan oleh Yayasan Cahaya Umat yang fokus pada pengembangan sumber daya pemuda untuk lebih berkontribusi pada umat dan bangsa.