Bisnis.com,NEW YORK— Angka kematian di New York bisa mencapai lebih dari 3,000 orang per tahun akibat cuaca panas yang intens dipicu oleh perubahan iklim.
Sejumlah peneliti menyebutkan perubahan iklim telah dimulai terlihat sejak 60 tahun lalu
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Jurnal Environmental Health Perspective jumlah hari-hari terpanas diprediksi akan meningkat tiga kali lipat pada 2080 dan seterusnya. Keadaan ini akan memakan korban jiwa dipicu masalah kelelahan luar biasa karena panas, dehidrasi, serta penyakit jantung dan pernapasan.
Akibat bertambahnya jumlah hari bercuaca panas dengan temperatur lebih dari 32 derajat celcius, diperkirakan 3.331 orang di New York akan meninggal setiap tahunnya.
Elisaveta Petkova, salah seorang penulis penelitian tersebut membuat perbandingan dengan serangan gelombang panas di Eropa pada 2003 yang merenggut nyawa puluhan ribu orang.
“Jika New York mengalami hal serupa, yang besar kemungkinan diakibatkan oleh perubahan iklim, dan dengan gelombang panas yang lebih ekstrim, konsekuensinya bisa jadi sangat buruk,” katanya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (24/6/2016).
Sebagai perbandingan, berdasarkan National Center for Healt Statistics, sepanjang 2000 hingga 2006 kematian yang disebabkan oleh faktor yang terkait cuaca panas mencapai angka 600 per tahun di New York.
Menurut laporan dari National Climate Assessment pada 2014, dalam beberapa dekade terakhir intensitas gelombang panas semakin tinggi di Amerika.
Berdasarkan beberapa faktor, City Panel on Cliate Change memprediksi cuaca di New York akan meningkat sekitar 2.9 hingga 4.9 derajat Celcius pada 2080