Bisnis.com, JAKARTA- Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mengembangkan konsep transmigrasi di pesisir pantai sesuai dengan visi kemaritiman pemerintah.
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar menjelaskan bahwa kawasan pantai potensial untuk pengembangan pola nelayan tangkap ikan dan budidaya. Oleh karena itu, kawasan tersebut akan dikembangkan menjadi kawasan pemukiman dengan konsep nelayan.
"Berbeda dengan kawasan transmigrasi lain yang mayoritas mengembangkan konsep pertanian dan perkebunan,” ujar Marwan, di Jakarta, Kamis (23/6).
Salah satu kawasan yang coba ingin dikembangkan menjadi kawasan transmigrasi dengan konsep nelayan, salah satunya adalah kawasan Paguyaman Pantai Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo menjadi salah satu prioritas pembangunan transmigrasi tahun ini.
Berdasarkan studi Rencana Teknis Satuan Pemukiman Transmigrasi (RTSP), imbuh Marwan, kawasan tersebut potensial untuk 1000 Kepala Keluarga (KK). Oleh karen itu, Kemendesa PDTT pada 2015 telah membangun 100 unit rumah transmigran dan telah ditempatkan transmigrasn sebanyak 65 KK atausebanyak225 jiwa.
“Sisa rumah yang belum ditempati akan segera dipenuhi pada 2016. Transmigran yang akan ditempatkan adalah transmigran dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat,” ujarnya.
Untuk tahun ini, Marwan menjelaskan akan membangun 75 unit rumah dan akan menempatkan transmigran sebanyak 75 KK. Transmigran tersebut meliputi Transmigran Penduduk Asal (TPA) dan Transmigran Penduduk Setempat (TPS). Selain transmigrasi dengan konsep nelayan, Marwan juga akan menerapkan pola transmigrasi lokal yang menempatkan para transmigran tidak jauh dari perkotaan.
"Konsep yang berbeda juga akan diterapkan di Pulubala Kabupaten Gorontalo, yang mengembangkan konsepsi keterkaitan desa-kota. Pulubala adalah lokasi transmigrasi yang dibangun berdekatan dengan ibukota kabupaten Gorontalo, yang memiliki akses cukup baik dengan jarak kurang lebih 20 Kilometer dari Ibukota," tandasnya.
Dengan konsep ini, diharapkan kawasan transmigran bisa menjadi penyangga untuk menyuplai kebutuhan konsumsi pangan perkotaan. Pada 2015, kementerian telah membangun hunian transmigrasi sebanyak 150 unit rumah, dan ditempati oleh 90 KK.
Sisanya, sebanyak 60 unit, akan diberikan kepada transmigran dari daerah asal yakni Provinsi Lampung, Banten, DIY dan Jawa Timur. Sedangkan pada 2016, akan dibangun 25 unit rumah transmigran yang merupakan pemenuh sisa daya tamping, dan saat ini dalam tahap konstruksi.