Bisnis.com, JAKARTA--Kajian OECD mengungkap anggaran pertanian yang digulirkan oleh 50 negara sepanjang 2013-2015 mencapai US$585 miliar.
Berdasarkan laporan The OECD Agricultural Policy Monitoring and Evaluation 2016, mayoritas negara menghadapi
tantangan dalam memenuhi kebutuhan hasil pertanian untuk pangan dan nonpangan yang terus meningkat. Kebutuhan tersebut harus dipenuhi dengan keterbatasan lahan, air, keanekaragaman sumber daya, dan perubahan iklim.
"Lima puluh negara tersebut menghabiskan rerata US$585 miliar per tahun untuk mendukung produksi agrikultur selama2013-2015. Selain itu, negara-negara anggota OECD juga menggelontorkan US$87 miliar untuk mendukung sektor pertanian," tulis laporan OECD yang dikutip Sabtu (18/6).
Dari 50 negara yang dicover oleh OECD, rata-rata 68% dukungan kepada petani disalurkan dalam bentuk dukungan harga pasar, serta subsidi output dan input. Subsidi terhadap aspek produksi menyebabkan distorsi pasar secara signifikan.
Brazil, China, Uni Eropa, Indonesia dan Amerika Serikat merupakan penyuplai pangan berbasis pertanian terpenting, baik dalam konteks ekspor maupun impor. Dukungan Uni Eropa dan AS terhadap petani cenderung turun, sedangkan di Brazil, China, dan Indonesia cenderung meningkat.
"Dukungan di China dan Indonesia meningkatn dan mendekati 20% dan 25% terhadap total produk domestik bruto sektor pertanian," ungkap laporan tersebut.
OECD: 50 Negara Gulirkan Anggaran Pertanian US$585 miliar
Kajian OECD mengungkap anggaran pertanian yang digulirkan oleh 50 negara sepanjang 2013-2015 mencapai US$585 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ana Noviani
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium