Bisnis.com, SURABAYA - Provinsi Jawa Timur mengalami penurunan penyerapan tenaga kerja sebesar 0,6 SBT (saldo bersih tertimbang) selama triwulan I/2016 dibandingkan dengan triwulan IV/2015 atau quarter to quarter (qtq).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Benny Siswanto mengatakan angka tersebut diperoleh dari hasil survei kegiatan dunia usaha yang dilakukan pihaknya.
“Penurunan terjadi dari -3,1 SBT menjadi -3,7 SBT,” katanya.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Jatim yang dipublikasikan Bank Indonesia menyatakan pendorong penurunan penyerapan tenaga kerja terbesar berasal dari industri pengolahan. Hal ini sejalan dengan melambatnya pertumbuhan sektor ini dari 5,28% menjadi 5,01%.
Walaupun secara kumulatif turun, tetapi dilihat secara sektoral tetap ada peningkatan penyerapan tenaga kerja di beberapa bidang. Sektor pertanian, pertambangan, dan perdagangan mengalami kenaikan terlihat dari nilai SBT masng-masing sebesar 1,6, 0,4, dan 0,2.
“Penyebab turunnya penyerapan tenaga kerja secara kumulatif pada triwulan I/2016 diperkirakan karena aktivitas ekonomi yang tidak setinggi akhir 2015,” tutur Benny.
Faktor lainnya adalah efisiensi perusahaan menggunakan tenaga kerja kontrak saat peningkatan produksi. Selain ini juga belum dimulainya musim panen raya komoditas pertanian khusus tanaman pangan.