Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para pekerja di masa depan. Program ini sejalan dengan agenda kebijakan International Labour Organization (ILO) 2030 untuk mengakhiri kemiskinan dan mencapai pekerjaan yang layak untuk semua.
Demikian ditegaskan Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri dalam pidatonya pada Konferensi Ketenagakerjaan Internasional (ILC) Ke-105 di Plenarry Hall, Palais des Nations (Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa), Jenewa, Swiss.
Menurut Hanif, salah satu fokus utama pemerintahan Presiden Joko Widodo adalah segera menyelesaikan masalah kemiskinan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015 hampir 29 juta dari 240 juta orang di Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan.
“Kami siap untuk terlibat langsung dan berkontribusi dalam diskusi tentang inisiatif ILO untuk mengakhiri kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat,” tutur Hanif seperti dikatakan dalam keterangan tertulis, diterima Kamis (9//6/2016).
Dia menjelaskan Indonesia terus melakukan terobosan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pembentukan kesempatan kerja yang inklusif. Contohnya dengan meluncurkan 12 (dua belas) paket kebijakan ekonomi untuk memperluas kesempatan kerja bagi semua.
"Ini sekaligus memberi arah dan kesiapan pemerintah dalam melaksanakan agenda pembangunan nasional yang sejalan dengan agenda pembangunan global 2030 dan pembangunan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Kebutuhan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja Indonesia, tambahnya, menjadi program prioritas. Hal ini penting agar pekerja dapat meningkatkan produktivitas sehingga bisa mengambil keuntungan dari kesempatan kerja yang tersedia.
Berkaitan dengan hal tersebut, upaya yang dilakukan yakni menggenjot pendidikan dan pelatihan vokasional demi meningkatkan relevansi tenaga kerja dengan pasar kerja. Reorientasi, revitalisasi dan rebranding Balai Latihan Kerja dilakukan meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tenaga kerja terampil.
Konsep kemitraan dengan industri dalam pelatihan kerja dan pemagangan juga dikembangkan agar produksi tenaga kerja terlatif semakin fokus dan masif. “Selain itu, kami juga membina kewirausahaan, program pelatihan kejuruan serta mendorong sertifikasi keterampilan,” imbuhnya.
Hanif juga menyinggung soal pentingnya ekonomi lingkungan yang berkelanjutan dengan menerapkan 'green work'. Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan telah mengambil bagian dalam inisiatif pekerjaan hijau ILO.
"Kami mengapresiasi ILO yang telah memilih Indonesia menjadi negara percontohan di wilayah Asia untuk hosting konferensi tripartit dalam hal pelaksanaan dan tantangan dari SDGs 8," tuturnya.