Kabar24.com, MOMBASA - Pemegang saham sektor pariwisata pekan ini mengeluhkan peningkatan suhu politik di Kenya, dan mengatakan kondisi itu akan membuat takut wisatawan dan calon penanam modal.
Sekretaris Kabinet Urusan Pariwisata Najib Balala mengatakan protes badan anti-pemilihan umum --yang telah dilancarkan oleh oposisi untuk mendesak dilakukannya pembaruan di badan pemilihan umum tersebut-- merugikan sektor pariwisata.
"Kita akan menderita dalam bidang pengangguran, yang sudah menderita sejak sektor pariwisata pudar dan itu akan bertambah parah jika kita tak bisa mengatasi situasi ini dengan baik," kata Balala selama satu pertemuan dengan pemegang saham sektor pariwisata di Kota Pantai Mombasa.
Industri pariwisata telah mengalami kemerosotan sejak November tahun lalu, setelah kedatangan beberapa kapal pesiar di Pelabuhan Mombasa.
Mombasa, kota terbesar kedua di negeri tersebut dan objek pariwisata utama, adalah salah satu dari berbagai kota yang menjadi sasaran serangkaian serangan granat serta penculikan orang asing dalam beberapa bulan belakangan.
Oposisi melancarkan protes Komisi Perbatasan dan Pemilihan umum anti-Kemerdekaan (IEBC) selama satu pekan belakangan, tindakan yang oleh pemegang saham dikatakan akan merugikan sektor pariwisata --yang telah mulai mencapai puncaknya karena sejumlah insentif yang diberlakukan oleh pemerintah.
Negara Afrika Timur tersebut memainkan peran penting dalam menjamin bahwa pelaku teror, dan bentuk lain aksi kejahatan yang mengancam keamanan negara itu berkurang jika tidak hilang.
Balala mengatakan citra negeri tersebut telah tercoreng akibat publikasi negatif yang terus disiarkan mengenai demonstrasi di jalan, demikian laporan Xinhua di Jakarta, Rabu (1/6/2016) pagi.
"Media melaporkan bahwa negeri ini berkobar, itu negatif buat negeri ini, dan kedatangan tamu. Itu bukan tindakan yang benar dan harus segera dihentikan," kata Balala.
Ia menyatakan politisi mesti memastikan bahwa demonstrasi berjalan damai dan terbatas pada tempat tertentu dan tidak menutup seluruh negeri tersebutakibat perbedaan politik.
Kota kecil pantai di negara Afrika Timur itu adalah tulang punggung industri pariwisata Kenya, yang telah dilanda ketakutan mengenai serangan teror dan penculikan orang asing oleh perompak Somalia dari berbagai tempat pelancongan di dekat perbatasan dengan Somalia.
Mohammed Hersi, Kepala Pelaksana Hotel Heritafe menyeru para politikus agar menyelesaikan masalah mereka melalui dialog.
"Kamimenyeru kedua pihak jika mereka bisa mengatasi ini di dalam ruangan dan menjauhkan rakyat Kenya dari sana untuk sementara, sebab cara Kenya digambarkan di luar sana membuat kami kesulitan untuk memasarkan tujuan wisata kami," kata Hersi.