Kabar24.com, JAKARTA - Kabid Pengkajian dan Pemasyarakatan Minat Baca, Nani Suryani berharap lebih banyak lagi penggiat literasi di daerah, seperti, Ridwan Sururi dengan Kudapustaka Gunung Slamet di Purbalingga, juga Muhammad Ridwan Alimuddin sebagai penggagas perahu pustaka Pattingalloang yang menebar virus membaca ke pulau-pulau terpencil.
Dia mengatakan rendahnya minat baca berkaitan langsung dengan minimnya akses untuk mendapatkan bahan bacaan. Selama ini akses bahan bacaan baru tersebar di perkotaan, tetapi belum sampai ke pelosok Tanah Air.
“Meski akses perpustakaan desa sudah menjangkau ke 21.000an desa, tetapi tidak dapat menjangkau seluruhnya. Kehadiran penggiat literasi di daerah sangat membantu upaya peningkatan minat baca,” katanya.
Plt Kepala Perpustakaan Nasional Dedi Junaedi menyebutkan terdapat 21.281 perpustakaan desa dari 81.253 desa per April 2015. Dia mengakui masih banyak masyarakat yang belum terjangkau akses buku hingga ke desa-desa. Padahal, ketika buku dekat dengan warga desa, antusiasme mereka untuk membaca terhitung besar.
"Minat baca masih rendah di daerah terpencil. Sebagian masih buta aksara. Jika tumbuh budaya baca akan menambah wawasan dan makin cerdas," tuturnya.
Adapun, Perpustakaan Nasional kini telah mengembangkan perpustakaan digital agar dapat diakses masyarakat dari berbagai daerah. Saat ini tersedia koleksi 20.000 E-Book dan 177.000 Jurnal yang dapat diakses secara gratis. Sedangkan, koleksi buku fisik sebanyak 4,9 juta eksemplar bekerja sama dengan 300 lembaga.