Bisnis.com, JAKARTA—Politisi senior Partai Golongan Karya Jusuf Kalla menampik adanya perseteruan dalam proses pemilihan pimpinan partai yang akan dilegalkan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa akhir pekan ini.
Hal itu disampaikan pria yang juga menjabat sebagai wakil presiden tersebut menanggapi isu hadirnya dua poros besar dalam pemilihan ketua Partai Beringin. Dua kubu itu disebut-sebut terbagi antara kubu Kalla dan kubu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan.
“Tidak ada poros Golkar karena banyaak calon [ketua]. Kalau dua calon mungkin ada poros, tapi kalau ini delapan calon, bagaimana caranya berporos?”ungkapnya di Kantor Wakil Presiden, Jumat (13/5/2016).
Sebagai mantan ketua umum partai, dirinya mengaku memiliki pemikiran pribadi yang bertujuan memajukan keberlangsungan partai, termasuk kriteria ketua yang ideal untuk memimpin dan membesarkan partai.
“Saya tentu punya penilaian-penilaian tersendiri, tentu yang lain juga punya penilaian, itu saja,” tuturnya.
Partai Golkar akan menggelar Munaslub dengan agenda utama pemilihan ketua umum partai di Nusa Dua, Bali, pada 14-16 Mei 2016.
Sebanyak delapan kandidat pimpinan telah memperoleh nomor urut, antara lain Ade Komarudin memperoleh nomor urut 1, Setya Novanto (2), Airlangga Hartarto (3), Mahyudin (4), Priyo Budi Santoso (5), Aziz Syamsuddin (6), Indra Bambang Utoyo (7), dan Syahrul Yasin Limpo (8).
Berdasarkan informasi yang diberikan panitia pengarah, Munaslub Golkar akan dihadiri sedikitnya 3.600 kader dan simpatisan.
Sedangkan pemegang hak suara dalam Munaslub terdiri dari pengurus di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota serta 10 ormas pendiri/yang didirikan Golkar. Proses pemilihan dilakukan secara tertutup di dalam sebuah bilik khusus guna memastikan aspek kerahasiaan, kejujuran, dan keadilan.