Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Larang Umat Muslim Masuki Amerika, Trump Kecualikan Orang Ini

Kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump, yang menyerukan pelarangan sementara terhadap umat Muslim untuk memasuki Amerika, mengatakan pada Senin bahwa dia akan membuat pengecualian bagi walikota terpilih London yang beragama Islam.
Sadiq Khan, Wali Kota London/unisonhablondon.co.uk
Sadiq Khan, Wali Kota London/unisonhablondon.co.uk

Kabar24.com, WASHINGTON - Kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump, yang menyerukan pelarangan sementara terhadap umat Muslim untuk memasuki Amerika, mengatakan pada Senin bahwa dia akan membuat pengecualian bagi wali kota terpilih London yang beragama Islam.

 “Akan selalu ada pengecualian,” kata Trump seperti dikutip dari Reuters, Selasa (9/5/2016).

Trump memberi jawaban tersebut ketika ditanyai apakah kebijakannya tersebut akan berlaku bagi Sadiq Khan, wali kota London yang baru dilantik pada Sabtu (7/5/2016). Kedua orang tua Sadiq Khan merupakan imigran dari Pakistan yang berprofesi sebagai supir dan penjahit.

Trump mengatakan bahwa dia merasa senang dengan terpilihnya Khan. “Pemimpin harus menjadi contoh. Selalu memimpin dengan memberi contoh. Jika dia melakukan pekerjaan dengan baik, maka ini akan menjadi satu hal yang hebat,” katanya.

Trump mengajukan gagasan untuk melarang umat Muslim memasuki Amerika setelah serangan mematikan yang dilancarkan militan ISIS di Paris dan California tahun lalu.

Para umat Muslim, kelompok hak asasi manusia dan lawan politik Trump dari partai Demokrat serta anggota partai Republik yang menentang pencalonannya sebagai presiden menyesalkan usulan tersebut dan mengatakan hal tersebut merupakan pemecah belah dan kontra produktif serta bertentangan dengan nilai-nilai yang dijunjung oleh Amerika.

Dalam sebuah interview dengan majalah Time, Khan mengatakan dia berniat untuk berkunjung ke Amerika Serikat guna melihat langsung program menarik yang diusung wali kota New York dan Chicago.

Namun, kunjungan tersebut harus dilaksanakan sebelum Januari guna mengantisipasi jika Trump memenangkan pemilihan yang akan berlangsung pada 8 November.

 “Jika Donald Trump menjadi Presiden, saya tidak akan bisa pergi ke sana dengan alasan kepercayaan saya. Hal ini berarti saya tidak bisa berinteraksi dengan para wali kota dari Amerika dan bertukar pikiran,” kata Khan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper