Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warga Panukukang Protes Tarif Toilet di Mal

Gara-gara tarif toilet umum, DPRD dan LSM di Makassar turun tangan karena berujung protes berkelanjutan bagi masyarakat setempat.
Toilet. /Bisnis.com
Toilet. /Bisnis.com

Kabar24.com, MAKASSAR - Gara-gara tarif toilet umum, DPRD dan LSM di Makassar turun tangan karena berujung protes berkelanjutan bagi masyarakat setempat.

Pemberlakukan tarif toilet sebesar Rp.2.000 sekali pakai di Mal Panakukang, Kecamatan Panakukang, itu terus menuai protes karena dinilai memberatkan pengunjung dan pendapatan hasil toilet dianggap tidak transparan.

"Jelas ini merugikan orang-orang karena dianggap memberatkan. Seharusnya toilet ini bagian dari sarana umum, lalu mengapa di komersilkan. Lagipula ini menjadi pertanyaan dikemanakan pendapatan itu apakah masuk ke kas daerah atau tidak," ujar Djaya Djumain, di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (7/5/2016).

Menurut sekretaris Laskar Merah Putih Sulawesi Selatan ini, seharusnya manajemen Mal Panakukang menjadikan toilet sebagai fasilitas umum bagian dari kebutuhan sosial sama dengan mal lain di Makassar.

"Kami juga pertanyakan apakah pendapatan toilet di Mal Panakukang itu masuk ke kas negara, atau jangan-jangan tidak, dan hanya menguntungkan mal tersebut. Ini harus menjadi perhatian pemerintah dan DPRD Makassar karena sudah memberatkan orang," katanya.

Manajemen mal pun berkilah tarif satu kali masuk toilet Rp2.000 itu untuk pembayaran gaji penjaga toilet serta perawatan, namun lagi-lagi Djumain mempertanyakan apakah gaji mereka sudah sesuai UMK.

"Kami akan mengawal persoalan ini hingga ke DPRD Makassar. Bisa dibayangkan berapa keuntungan yang didapatkan mal itu kalau setiap hari ratusan orang masuk tiap harinya apalagi pada masa liburan panjang saat ini," bebernya.

Sebelumnya pihak manajemen memberlakukan tarif Rp1.000 satu kali masuk toilet bagi pengujung yang ingin membuang hajat, kemudian belakangan dinaikkan menjadi Rp2.000 dengan dalih perawatan serta membayar gaji pegawai.

Kendati hal ini terus menuai protes, namun pihak DPRD Makassar terkesan tutup mata dan melalukan pembiaran. Meski sebelumnya anggota dewan telah melakukan kunjungan ke mal tersebut, namun tidak memberikan sanksi maupun solusi, diduga ada permainan di balik persoalan itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper