Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Donald Trump Melaju, China Minta AS Berfikir Rasional dan Objektif

China mendesak penduduk Amerika Serikat untuk berfikir secara objektif dan rasional mengenai hubungan antara kedua negara setelah Donald Trump menjadi calon pasti partai Republik untuk pemilihan presiden nanti.
Donald Trump/Reuters
Donald Trump/Reuters

Kabar24.com, BEIJING - China mendesak penduduk Amerika Serikat untuk berfikir secara objektif dan rasional mengenai hubungan antara kedua negara setelah Donald Trump menjadi calon pasti partai Republik untuk pemilihan presiden nanti.

Trump sebelumnya mengusulkan agar tarif impor barang China dinaikkan ke level 45% dan bersikeras bahwa China telah mengobarkan perang ekonomi melawan Amerika Serikat dan mengambil lapangan kerja yang seharusnya menjadi milik Amerika. China selama ini merupakan mitra daga terbesar bagi Amerika Serikat.

Ketika ditanya apakah China khawatir dengan perkembangan pencalonan Trump sebagai presiden setelah kemenangannya di Indiana dan paska mundurnya Ted Cruz, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei mengatakan bahwa pemilihan tersebut merupakan urusan internal dan dirinya tidak bisa berkomentar mengenai hali itu.

“Hal yang perlu ditekankan adalah esensi perdagangan dan kerja sama bisnis China-AS yang saling menguntungkan dan win-win serta perjanjian kedua belah pihak. Kami berharap setiap orang bisa berfikir secara rasional dan objektif mengenai hubungan ini,” katanya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (4/5/2016).

Pejabat China selama ini berusaha untuk tidak melancarkan kritik terhadap Trump secara langsung kendati mereka secara tidak langsung mengkritik usulan trump untuk melarang umat Muslim memasuki Amerika.

Namun, pada bulan lalu Menteri Keuangan China Lou Jiwei mengkritik Trump dan menyebutnya tidak rasional karena mengusulkan penaikan tariff impor untuk barang dari China. Amerika Serikat mencatatkan defisit perdagangan sebesar US$366 juta dengan China pada 2015, meningkat dari US$343 juta pada 2014.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper