Bisnis.com, JAKARTA- Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra mengungkapkan simpatinya kepada Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi.
Pasalnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alisa Ahok menuding Rustam telah bersekongkol dengan Yusril karena tidak mampu mengusir warga yang tinggal di Bottle Neck jembatan layang Ancol.
"Saya sangat bersimpati kepada Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi yang baru-baru ini dituding Pak Gubernur "sekongkol" dengan saya dalam rencana pelaksanaan kebijakan penggusuran di Luar Batang," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Sabtu (23/4/2016).
Yusril mengatakan dirinya tidak mengenal Rustam Effendi secara pribadi dan tidak pernah bekromunikasi dengan wali kota tersebut.
Jadi, lanjutnya, Ahok tidak punya alasan menuding Rustam bersekongkol dengan dirinya.
Dia menghimbau agar Ahok dapat bertindak lebih bijak kepada Wali Kota Jakarta Utara tersebut, seiring Rustam merupakan pejabat administratif bawahan gubernur. "Jadi bukan wali kota yang berwenang membuat kebijakan," katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, jika memang Gubernur punya kebijakan lakukan penggusuran, maka sebaiknya Gubernur buat surat keputusan, atau paling tidak Surat Perintah Pembongkaran.
Dengan demikian, paparnya, posisi wali kota dan camat tidak terpojok jika berhadapan dengan warga karena mereka hanya pejabat pelaksana belaka.
Dengan cara itu pula, lanjut Yusril, Gubernur DKI akan terlihat gagah di mata rakyat karena berani keluarkan perintah penggusuran, bukan membuat wali kota dan camat serba salah berhadapan dengan warga.
"Apalagi sampai dituding sekongkol dengan bakal calon gubernur. Kasihan wali kota dan camat," paparnya.