Kabar24.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar rangkaian kegiatan antikorupsi pada Kamis--Sabtu (21--23/4/2016) di sejumlah titik di Jakarta. Kegiatan itu sekaligus memperingati Hari Kartini dan ulang tahun Gerakan Nasional Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) ke-2.
Kegiatan tersebut diawali dengan menyelenggarakan acara pendidikan antikorupsi di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) pada Kamis (21/4/2016) di lima wilayah DKI Jakarta. Sorenya, akan digelar peluncuran SPAK sebagai salah satu bentuk Revolusi Mental di Monumen Nasional dan Lenggang Jakarta.
"Dalam kegiatan tersebut, akan dihadiri Wakil Ketua KPK Saut Situmorang dan Deputi VI Bidang Koordinasi Perlindungan Perempuan dan Anak Duta Besar Kemenko PMK Sujatmiko," ujar Plt Kepala Biro Humas KPK Yuyuk Andriati Iskak dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/4/2016).
Selain KPK, kegiatan itu dihadiri komunitas antikorupsi, antara lain Transparency International Indonesia (TII), Indonesia Corruption Watch (ICW), Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia (MaPPI), serta Perempuan Indonesia Antikorupsi (PIA).
Perayaan ini juga secara serentak dilakukan di 20 provinsi. Tujuannya, agar semangat Kartini masa kini dalam melakukan perubahan, khususnya dalam upaya pencegahan korupsi, dapat menggema di seluruh Indonesia.
Sejak digagas dua tahun lalu, Gerakan Nasional SPAK telah memiliki lebih dari 550 agen perubahan yang terdiri dari kaum perempuan dengan berbagai latar belakang, seperti ibu rumah tangga, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dosen, guru, tokoh agama, pengusaha, mahasiswa, tokoh masyarakat dan aktivis.
"Mereka tersebar di 20 provinsi yang secara aktif menyebarkan pendidikan antikorupsi kepada berbagai elemen masyarakat secara suka rela," imbuh Yuyuk.
Di beberapa daerah, bahkan telah mencetak agen-agen baru yang membuat gerakan ini makin meluas. Di Sulawesi Selatan misalnya, ada 50 anak Agen Sembilan Nilai Antikorupsi (SEMAI), yaitu anak-anak berusia 8-13 tahun yang telah mengikuti pelatihan untuk menyebarkan 9 nilai moral di kalangan anak-anak.
Diharapkan, gerakan ini mampu memproduksi sebanyak mungkin para perempuan dan organisasi perempuan untuk ikut berpartisipasi dengan melindungi diri dan keluarga dari perilaku koruptif sekecil apapun."Tentu saja, harapan besarnya agar masyarakat mampu menjadikan korupsi sebagai musuh yang harus diperangi bersama," pungkasnya.