Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Laut China Selatan: China Tolak Jelaskan Soal Pendaratan Pesawat Militer di Pulau Buatan

Menteri Pertahanan China menolak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Amerika Serikat mengenai mengapa negara tersebut menggunakan pesawat militer untuk menjemput enam pekerja yang dilaporkan sakit dari sebuah pulau buatan yang terletak di daerah sengketa Laut China Selatan.
Foto aerial dari pesawat militer Filipina memperlihatkan bagaimana China melakukan reklamasi di pulau karang di kawasan Kepulauan Spratly di Laut China Selatan yang letaknya berada di sebelah Barat Palawan, Filipina (11/5/2015)./Reuters- Ritchie B. Tongo
Foto aerial dari pesawat militer Filipina memperlihatkan bagaimana China melakukan reklamasi di pulau karang di kawasan Kepulauan Spratly di Laut China Selatan yang letaknya berada di sebelah Barat Palawan, Filipina (11/5/2015)./Reuters- Ritchie B. Tongo

Kabar24.com, BEIJING - Menteri Pertahanan China menolak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Amerika Serikat mengenai mengapa negara tersebut menggunakan pesawat militer untuk menjemput enam pekerja yang dilaporkan sakit dari sebuah pulau buatan yang terletak di daerah sengketa Laut China Selatan.

Kementerian Pertahanan China dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Reuters, Selasa (19/4/2016) mengatakan bahwa membantu orang yang membutuhkan merupakan tradisi bagi militer Chia sebagai bagian dari komitmen untuk melayani rakyat sepenuh hati.

Aktifitas China di wilayah perairan yang disengketakan di Laut China Selatan, termasuk pembuatan pulau dengan cara mengeruk pasir dan menimbun karang di kepulauan Spratly telah membuat khawatir rivalnya yang juga mengklaim daerah tersebut seperti Filipian dan Vietnam, juga Amerika Serikat.

Amerika Serikat berulang kali mengeritik pembangunan di pulau tersebut dan khawatir bahwa China akan menggunakan pulau itu untuk tujuan militer.

Sementara itu China menyatakan pihaknya tidak memiliki niat memicu persengketaan.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper