Kabar24.com, JAKARTA - Pengamat politik Zaenal A Budiyono menilai pemecatan Fahri Hamzah dari Partai Keadilan Sejahtera akan melempangkan jalan bagi pemerintah untuk menundukkan DPR.
Meskipun KMP sudah tidak lagi bergaung di kancah politik nasional, menurutnya pemerintah tidak akan begitu saja mendapatkan dukungan.
Namun, dicopotnya fahri Hamzah yang sekaligus akan membuatnya tidak lagi menjadi Wakil Ketua DPR bakal mengurangi kritik pedas DPR yang kerap dilancarkan terhadap pemerintah.
“Kritik otomatis agak lunak. Selama ini Fahri Hamzah dikenal sebagai tokoh muda KMP di DPR,” ujar Zaenal kepada Bisnis, Senin (4/4/2016).
Sepeningal Fahri Hamzah, menurutnya, partai itu akan lebih merapat kepada pemerintah karena sebelumnya sudah ada pertemuan dengan Presiden Joko Widodo.
Menurut Zaenal, langkah ini tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan beberapa partai lainnya yang mulai merapatkan diri dengan pemerintah.
Pemecatan Fahri Hamzah hanya akan menyisakan Wakil Ketua DPR Fadli Zon sebagai pihak yang vokal dalam mengeritik pemerintahan.
Sementara itu, pemecatan ini juga akan berpengaruh terhadap soliditas dan perolehan suara partai tersebut.
Dia mengatakan, pemecatan ini akan membelah PKS dan mengurangi kekuatan partai dalam Pilkada serentak dan Pemilihan Legislatif di 2019 nanti.
“Suara PKS yang lumayan baik di Pileg 2009 dan 2014 terjadi di era FH dan fraksinya,” katanya.
Di sisi lain Zaenal mengatakan pemecatan Fahri Hamzah ini tidak mengejutkan.
Dia tidak memungkiri bahwa pencopotan bisa jadi akibat benturan kepentingan di tubuh PKS.
Menurutnya, pencopotan ini merupakan kelanjutan dari polemik politik di internal PKS setelah mundurnya Sekjen partai Taufik Ridho.
“Secara aturan main tidak ada yang dilanggar PKS tapi seharusnya mereka bisa lebih smooth,” ujarnya Zaenal ketika dihubungi, Senin (4/4/2016).
Ia menegaskan, polemik yang disebutnya sebagai ‘tsunami politik’ di tubuh Partai PKS ini terkesan kurang etis karena partai tersebut di masa lampau jarang terlibat konflik terbuka.