Bisnis.com, WASHINGTON - Sebanyak 20 wanita muslim belajar karate sebagai antisipasi maraknya retorisme sikap anti muslim yang merebak di AS akhir-akhir ini.
Kelompok wanita tersebut berkumpul di sebuah arena indoor untuk berlatih karate yang dipimpin oleh Rana Abdelhamid, pelatih karate yang sudah bersabuk hitam.
Abdelhamid mengatakan, perlindungan diri untuk wanita muslim penting untuk dipelajari. Apalagi pernyataan dari kandidat calon presiden AS Donald Trump sejak akhir tahun lalu yang menyatakan akan mengusir seluruh muslim di AS dinilai sangat meresahkan publik muslim.
"Kita bisa diserang kapanpun itu, akan tetapi kita bisa menyerang balik dengan ilmu karate yang kita pelajari," ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (12/3).
Sebuah grup muslim advokat seperti Council on American-Islamic Relations (CAIR) mengungkapkan kejahatan terhadap muslim AS naik tiga kali lipat setelah terjadinya bom di Paris pada November 2015 dan tembakan brutal dari ekstrim muslim di California di Desember 2015.
"Kebanyakan 80% korbannya adalah wanita muslim," ujar perwakilan dari CAIR.
Menurutnya, muslim AS kini lebih sering dicap sebagai public enemy lima kali lebih besar pasca kejadian di September 2001 silam.
Adapun wanita yang belajar karate bersama Abdelhamid terdiri atas wanita muda asal Palestina yang bekerja di Pentagon dan wanita paruh baya yang sedang mempelajari bahasa Inggris.
"Kamu bisa rasakan adrenalin dalam tubuh mu saat mempelajari ilmu bela diri dan ini memberikan semangat baru," ujar Hind Essayegh, native Afghanistan.