Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RYAMIRZARD RYACUDU: Ini Empat Paham yang Berpotensi Merusak Pancasila

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menjelaskan ada empat paham yang berpotensi mengikis atau bahkan merusak Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memberikan pengarahan dalam pembukaan Rakornas Pertahanan Negara di Kemenhan, Jakarta, Kamis (3/12). /Antara
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memberikan pengarahan dalam pembukaan Rakornas Pertahanan Negara di Kemenhan, Jakarta, Kamis (3/12). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA -  Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menjelaskan ada empat paham yang berpotensi mengikis atau bahkan merusak Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

"Ada empat paham yang akan masuk mengganti Pancasila. Liberal, komunis, sosialis, kemudian radikal Islam," kata Ryamizard di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Jumat (4/3/2016).

Ia menekankan bahwa paham-paham tersebut bisa membubarkan prinsip dasar Pancasila apabila terus berkembang di Indonesia.

Namun Ryamizard menegaskan tidak mengatakan paham liberal, komunis, dan sosialis buruk, melainkan tidak cocok apabila diterapkan di Indonesia.

"Liberal siapa yang bilang jelek? Dia bagus di daerahnya. Amerika kalau tidak pakai liberal tidak akan sekuat ini dia. Komunis di Tiongkok bagus, tapi di sini nggak cocok," kata Ryamizard.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat 2002-2005 tersebut menjelaskan bahwa Indonesia memiliki budaya gotong royong yang lekat di masyarakatnya dan sudah tertuang di Pancasila.

Sementara paham radikal disebutkan sebagai ancaman yang baru-baru ini berkembang di Indonesia dan tidak dapat ditolerir.

"Sejak zaman Majapahit, Sriwijaya, nggak ada itu bunuh diri. Mulai dari (tragedi) bom Bali saja itu masuk dari sana," ujar dia.

Lebih lagi, lanjut Ryamizard, penyebaran paham radikal semakin berkembang mengikuti kemajuan teknologi. Penyebaran paham yang dulunya melalui media perkumpulan di daerah-daerah kini berubah melalui media digital seperti internet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper