Bisnis.com, PEKANBARU - Gempa Mentawai yang mencapai skala 7.8 Skala Richter terjadi pada Rabu (2/3/2016) malam.
Terkait itu, TNI AU mengerahkan pesawat Boeing 737-200 untuk melakukan pemantauan dampak gempa bumi di Mentawai, Sumatra Barat.
"TNI AU akan mengirimkan pesawat untuk mengamati pada hari ini. Rencana pesawat akan mendarat di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru," kata Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud Roesmin Nurjadin (RSN), Mayor Rizwar, di Pekanbaru, Kamis (3/3/2016).
Mayor Rizwar mengatakan pesawat Boeing 737-200 berasal dari Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
"Misinya adalah untuk memantau dari udara apakah ada dampak dari gempa. Untuk landing (pendaratan) di Lanud RSN kami masih menunggu info lebih lanjut," ujarnya.
Sebelumnya, gempa telah terjadi pada Rabu (2/3) pukul 19.49 WIB, dengan kekuatan 7,8 SR, di perairan Mentawai dan berpotensi tsunami.
Namun, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan peringatan dini tsunami dicabut pada pukul 22.34 WIB.
"Dengan demikian masyarakat dapat kembali ke rumah masing-masing dengan tenang. Tidak perlu takut dan kondisi aman," ujar Sutopo.
Ia mengatakan tsunami terdeteksi di Pulau Cocos setinggi 10 cm pada pukul 21.15 WIB, dan di Padang setinggi 5 cm pada pukul 21.40 WIB.
Ia mengatakan posko BNPB telah dapat berkomunikasi dengan BPBD Mentawai dengan radio komunikasi.
Dilaporkan bahwa kondisi masyarakat aman. Masyarakat telah berada di tempat-tempat yang aman.
"Masyarakat di Sikakap, Pagai Selatan, Sipora, Siberut dan Kepulauan Mentawai lain dalam kondisi aman dan mengungsi di tempat yang tinggi," katanya.
Di daerah-daerah di pulau dan sepanjang pantai Barat Sumatra seperti Nias Selatan, Nias, Simeuleu, Aceh Singkil, Aceh Barat, Muko-Muko, daerah di sepanjang Sumatera Utara, Sumatra Barat, Bengkulu dan Lampung dilaporkan aman.
"Tidak ada korban jiwa, kerusakan bangunan dan tsunami tidak terlihat di pantai. BMKG Sumbar telah mencabut peringatan tsunami untuk 15 daerah sejak pukul 21.30 WIB," ujarnya.
Masyarakat di Kota Padang dan sebagian di pesisir barat Sumatra merespons peringatan tsunami dengan evakuasi di shelter tsunami.
Sebelumnya BNPB membangun beberapa shelter dan telah digunakan masyarakat untuk evakuasi.
Selain itu masyarakat juga memanfaatkan atap masjid, gedung bertingkat, sekolah dan lainnya.
Di beberapa tempat terjadi kepanikan, kemacetan lalu lintas karena banyak masyarakat yang membawa kendaraan bermotor.