Kabar24.com, PADANG - Gempa berkekuatan 7,8 skala richter mengguncang Barat Daya Mentawai, Rabu (2/3/2016), malam ini.
Lebih dari seribu warga Sikabaluan, Siberut Utara di Kepulauan Mentawai meninggalkan rumahnya ke lokasi pengungsian di Tamairang, sekitar 3 kilometer dari Sikabaluan.
Mereka membawa barang-barang dengan kendaraan bermotor, becak dan berjalan kaki ke Tamaiarang , satu-satunya lokasi yang lebih tinggi dan aman dari jangkauan tsunami. Bambang Sagurung, warga Sikabaluan mengatakan suasana sempat panik, karena terjadi dua kali guncangan gempa yang keras.
“Saya sedang makan, lalu rumah bergoyang, kami sekeluarga lari keluar, tak lama ada guncangan lagi yang juga besar, saya segera meminta keluarga saya segera mengungsi, berdua istri dengan sepeda motor kami hanya membawa tas perlengkapan yang sudah disiapkan, berisi surat-surat penting," kata Bambang Sagurung.
Mereka berbaur dengan lebih 1.000 penduduk Sikabaluan di jalan menuju tempat pengungsian di Tamiarang.
“Di jalan tadi sempat panik, ingin cepat-cepat sampai ke lokasi, karena takut tsunami,” katanya.
Menurut Bambang Sagurung, karena berkali-kali diguncang gempa, masyarakat Sikabaluan membuat tempat pengungsian permanen di perbukitan Tamairang, karena Sikabaluan berada di pesisir pantai yang tidak berbukit.
Di sana warga sudah lama mendirikan pondok-pondok untuk tempat pengungsian setiap kali gempa.
“Di sana juga sudah ditanami dengan sumber makanan seperti ubi dan tanaman lainnya, sumber air juga ada, malam ini kami menginap di sana sampai kondisi benar-benar aman,”kata Bambang yang juga wartawan Puailigoubat media lokal Mentawai .