Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KETEGANGAN LAUT CHINA SELATAN: Beijing Klaim Sistem Peluru Kendali Sah

China menyatakan penempatan sistem peluru kendali permukaan ke udara di Pulau Xisha di sekitar Laut China Selatan adalah sah sebagai bagian dari peningkatan sistem pertahanan negara itu untuk menjaga kedaulatan negara.
Aktivitas kapal milik China di sekitar pulau karang Laut China Selatan./Reuters
Aktivitas kapal milik China di sekitar pulau karang Laut China Selatan./Reuters

Bisnis.com, BEIJING - China menyatakan penempatan sistem peluru kendali permukaan ke udara di Pulau Xisha di sekitar Laut China Selatan adalah sah sebagai bagian dari peningkatan sistem pertahanan negara itu untuk menjaga kedaulatan negara.

Kementerian Pertahanan China dalam pernyataan resmi di Beijing, Kamis (18/2/2016)  menyatakan penempatan sistem rudal permukaan ke udara di Pulau Xisha, berada di wilayah kedaulatan China.

Pernyataan resmi Kementerian Pertahanan China juga menyebutkan bahwa penempatan sistem pertahanan udara dan sistem pertahanan maritim di sejumlah pulau milik China di sekitar Laut China Selatan, telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu.

"Langkah itu sah secara hukum, dalam rangka membangun sistem pertahanan untuk menjaga kedaulatan dan keamanan negara," kata pernyataan tersebut lebih lanjut.

China telah menempatkan suatu sistem puluru kendali permukaan ke udara di salah satu pulau yang diperebutkan di Laut China Selatan, menurut sebuah laporan pada Selasa setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama menyerukan "langkah-langkah nyata" untuk mengurangi ketegangan di kawasan itu.

Fox News mengatakan gambar-gambar dari perusahaan sipil ImageSat International menunjukkan dua baterai dari delapan peluncur peluru kendali dan sebuah sistem radar tiba dalam sepekan terakhir di Pulau Woody, bagian dari Kepulauan Paracel di Laut China Selatan.

Sebuah kapal perang AS bulan lalu berlayar dekat pulau lain di kepulauan yang diklaim oleh China,  Taiwan dan Vietnam, mengisyaratkan penegasan kebebasan berlayar di kawasan itu yang menimbulkan kecaman dari Beijing.

Laporan terkait baterai peluru kendali muncul ketika Obama menutup Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Tenggara di California yang berlangsung dua hari, tempat para pemimpin menyuarakan keprihatinan atas keberadaan militer Beijing di wilayah strategis dan kaya sumber daya itu.

"Kami membahas perlunya langkah-langkah nyata di Laut China Selatan untuk mengurangi ketegangan," kata Obama, menyerukan "penghentian reklamasi lebih lanjut, bangunan baru dan militerisasi di wilayah yang disengketakan."

Tindakan semakin berotot China di perairan penting itu banyak diperbincangkan dalam pembicaraan Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Sunnylands, sebuah tempat peristirahatan gurun yang luas di California.

Sementara Menteri Luar Negeri China Wang Yi dalam jumpa pers bersama Perdana Menteri Australia Julie Bisop, di Beijing, Rabu (17/2/2016) mengatakan, "pemberitaan mengenai penempatan sistem rudal tersebut, sebagai langkah menaikkan 'rating'".

Publik dunia termasuk media, hendaknya lebih banyak memberikan perhatian kepada fasilitas publik yang diberikan China untuk menjalin kerja sama di Laut China Selatan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/AFP
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper