Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Tempatkan Peluru Kendali di Laut China Selatan

China telah menempatkan suatu sistem puluru kendali permukaan ke udara di salah satu pulau yang diperebutkan di Laut China Selatan, menurut sebuah laporan pada Selasa setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama menyerukan langkah-langkah nyata untuk mengurangi ketegangan di kawasan itu.
Aktivitas kapal milik China di sekitar pulau karang Laut China Selatan./Reuters
Aktivitas kapal milik China di sekitar pulau karang Laut China Selatan./Reuters

Bisnis.com, WASHINGTON -  China telah menempatkan suatu sistem puluru kendali permukaan ke udara di salah satu pulau yang diperebutkan di Laut China Selatan, menurut sebuah laporan pada Selasa setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama menyerukan "langkah-langkah nyata" untuk mengurangi ketegangan di kawasan itu.

Fox News mengatakan gambar-gambar dari perusahaan sipil ImageSat International menunjukkan dua baterai dari delapan peluncur peluru kendali dan sebuah sistem radar tiba dalam sepekan terakhir di Pulau Woody, bagian dari Kepulauan Paracel di Laut China Selatan.

Sebuah kapal perang AS bulan lalu berlayar dekat pulau lain di kepulauan yang diklaim oleh China, Taiwan dan Vietnam, mengisyaratkan penegasan kebebasan berlayar di kawasan itu yang menimbulkan kecaman dari Beijing.

Laporan terkait baterai peluru kendali muncul ketika Obama menutup Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Tenggara di California yang berlangsung dua hari, tempat para pemimpin menyuarakan keprihatinan atas keberadaan militer Beijing di wilayah strategis dan kaya sumber daya itu.

"Kami membahas perlunya langkah-langkah nyata di Laut China Selatan untuk mengurangi ketegangan," kata Obama, menyerukan "penghentian reklamasi lebih lanjut, bangunan baru dan militerisasi di wilayah yang disengketakan." Tindakan semakin berotot Tiongkok di perairan penting itu banyak diperbincangkan dalam pembicaraan Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Sunnylands, sebuah tempat peristirahatan gurun yang luas di California.

Dalam pernyataan bersama, Obama dan para pemimpin 10 ASEAN menuntut "penyelesaian damai" terhadap banyaknya pengakuan kewilayahan yang bersaing atas pulau-pulau, atol dan terumbu karang di Laut China Selatan.

Obama telah berusaha untuk mengumpulkan koalisi informal sekutu Pasifik untuk menuntut Beijing menghormati aturan hukum, berharap bahwa China akan ingin menghindari anggapan sebagai pengganggu kawasan.

"Kebebasan pelayaran dan penerbangan harus ditegakkan, dan perdagangan berizin tidak harus terhambat," ujar Obama.

Pertikaian berikutnya bisa muncul ketika Pengadilan Tetap Arbitrase PBB memutuskan pada April atau Mei apakah pengakuan China terhadap hamparan luas laut di dalam "sembilan-garis batas" memiliki kebenaran hukum.

Para pemimpin membicarakan dukungan gabungan AS-ASEAN terkait putusan pengadilan - apa pun hasilnya - yang akan menumpuk tekanan pada China, yang menolak mengakui pengadilan itu.

"Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar dan beroperasi di manapun hukum internasional mengizinkan, dan kami akan mendukung hak semua negara untuk melakukan hal serupa," kata Obama.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/AFP
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper