Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korsel dan AS Diskusi Pelucnuran Sistem Peluru Kendali di Sememanjung Korea

Para pejabat pertahanan Korea Selatan dan Amerika Serikat mengatakan pada Minggu (7/2/2016) bahwa mereka akan memulai sebuah diskusi formal terkait peluncuran sistem pertahanan peluru kendali Amerika Serikat di semenanjung Korea untuk menangkal ancaman yang tumbuh dari Korea Utara.
Pesawat pembom AS B-52 terbang di atas pangkalan udara Osan di Pyeongtaek, Korsel, (10/1/2016)./Reuters-Kim Hong Ji
Pesawat pembom AS B-52 terbang di atas pangkalan udara Osan di Pyeongtaek, Korsel, (10/1/2016)./Reuters-Kim Hong Ji

Bisnis.com, SEOUL -  Para pejabat pertahanan Korea Selatan dan Amerika Serikat mengatakan pada Minggu (7/2/2016) bahwa mereka akan memulai sebuah diskusi formal terkait peluncuran sistem pertahanan peluru kendali Amerika Serikat di semenanjung Korea untuk menangkal ancaman yang tumbuh dari Korea Utara.

Pengumuman itu menyusul sebuah peluncuran roket Korea Utara yang dikecam oleh Amerika Serikat beserta sekutu-sekutunya sebagai uji coba misil balistik.

"Sudah diputuskan untuk secara resmi memulai pertemuan terkait kemungkinan peluncuran sistem THAAD ke Korea Selatan sebagai bagian dari langkah memperkuat pertahanan misil persekutuan Korea dengan Amerika Serikat," ujar Wakil Menteri Pertahanan Korea Selatan Yoo Jeh Seoung, terkait kebijakan itu.

Terdapat spekulasi selama bertahun-tahun terkait peluncuran sistem Pangkalan Pertahanan Wilayah Ketinggian Tinggi (THAAD), yang merupakan salah satu sistem paling canggih di dunia, untuk diletakkan di Korea Selatan, salah satu sekutu Asia utama Washington.

Amerika Serikat bersikeras bahwa itu merupakan sebuah ancaman yang dipaksa dikarenakan pergerakan maju program misil balistik Korea Selatan, sementara Tiongkok dan Rusia berpendapat bahwa itu akan mengganggu kestabilan dan dapat menyebabkan persaingan persenjataan di wilayah yang kestabilannya rentan itu.

"Persekutuan Korea dengan Amerika Serikat tidak memiliki pilihan selain mengambil langkah pertahanan yang demikian dikarenakan Korea Utara melancarkan sebuah provokasi strategis dan menolak untuk melakukan pertemuan untuk denuklirisasi," kata Yoo mengatakan dalam sebuah pengarahan singkat gabungan dengan Letnan Jenderal Thomas Vandal, komandan Pasukan Kedelapan Amerika Serikat yang bermarkas di Korea Selatan.

Vandal berpendapat bahwa sekarang merupakan saat untuk bergerak maju dengan isu THAAB, mengklaim bahwa terdapat dukungan yang bertambah banyak di Korea Selatan terkais pemasangan sistem tersebut.

Pyongyang mengatakan langkah demikian akan menjadi sebuah taktik perang dingin untuk mengekang Tiongkok dan Rusia.

Namun Yoo menekankan bahwa sistem THAAB tersebut jika benar-benar dioperasikan, hanya akan dioperasikan dengan isu terkait Korea Utara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/AFP
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper