DURI, Riau, Bisnis.com--PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (IKPP) dan pemasok kayunya PT Arara Abadi (Arara) meresmikan rumah adat Sakai bersama dengan Pemkab Bengkalis dan komunitas Sakai, untuk melestarikan kebudayaan salah satu suku asli di Riau tersebut.
Rumah adat ini dibangun sebagai bentuk kepedulian perusahaan dalam menjaga kelestarian budaya dan adat suku Sakai yang kini terus terpinggirkan dan terasing oleh kemajuan jaman.
Appathurai Rajasingham, Kepala Operasional Riau Arara mengatakan perusahaannya beroperasi di area yang bersebelahan dengan tempat tinggal suku Sakai sehingga kolaborasi dan kerja sama diperlukan untuk menjaga kebudayaan Suku Sakai.
“Dengan keberadaan kami, kami berharap dapat meningkatkan taraf hidup mereka dengan memberikan lapangan pekerjaan. Kami bekerja sama dengan Yayasan Sakai Bathin Delapan dan Lima Sungai Jenih mengembangkan 300 hektar tanaman karet di dalam konsesi Arara Abadi. Kami juga memberikan kebebasan kepada komunitas Sakai untuk menanam tanaman menggalo yam sebagai makanan utama mereka di dalam konsesi kami," ujarnya saat peresmian Rumah Adat Suku Sakai, di Kecamatan Mandau, Bengkalis Selasa (19/1).
Suku Sakai merupakan salah satu suku asli di Provinsi Riau dan tersebar di lima kabupaten, yaitu Kampar, Bengkalis, Indragiri hulu, Riau dan serta Kotamadya. Orang Sakai terbanyak berada di wilayah Desa Kesumbo Ampai, Kecamatan Mandau.
Data dan peta sosial tentang suku Sakai menunjukkan bahwa sebagian besar orang Sakai hidup di daerah terpencil, jauh dari teknologi, modernisasi, dan akses kepada pendidikan.
Sejak tahun 1980, IKPP dan Arara telah menjalin hubungan dengan komunitas suku Sakai khususnya dalam mendukung pengembangan pendidikan dan pemeliharaan adat tradisional khas Sakai.
Disamping pembangunan rumah adat Sakai ini, IKPP dan Arara juga telah menyediakan beasiswa sarjana dan pasca-sarjana kepada orang Sakai. Hingga kini ada 32 orang telah lulus mendapatkan gelar sarjana dan 3 orang telah mendapatkan gelar pasca-sarjana. Setelah kelulusan, mereka dianjurkan untuk kembali dan membantu generasi muda berikutnya untuk memberikan edukasi dan memastikan mereka mendapatkan pengetahuan dasar.
Muhammad Yatim, Ketua Adat Sakai Bathin Bonangsa mengatakan Rumah Adat Sakai merupakan kekayaan budaya yang sudah turun temurun di lestarikan.
“Kami menggunakan rumah tersebut untuk dapat saling berbagi ilmu, melatih kesenian khas adat Sakai dan mempererat hubungan persaudaraan kami. Kami berharap agar perusahaan dapat terus memelihara dan mendukung kelestarian budaya kami di masa depan, sehingga tercipta hubungan yang berkesinambungan antara masyarakat lokal dan perusahaan."