Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

60 Juta Orang, Jumlah Pengungsi di Seluruh Dunia Pecahkan Rekor

Jumlah pengungsi di seluruh dunia diperkirakan melampaui rekor 60 juta pada 2015, terutama akibat perang Suriah dan konflik-konflik berkepanjangan, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jumat (18/12/2015).
Pengungsi dan para migran menanti untuk bisa diangkut bus menuju perbatasan Yunani dan Masedonia, (6/10/2015)/Reuters-Alkis Konstantinidis
Pengungsi dan para migran menanti untuk bisa diangkut bus menuju perbatasan Yunani dan Masedonia, (6/10/2015)/Reuters-Alkis Konstantinidis

Bisnis.com, JENEWA --  Jumlah pengungsi di seluruh dunia diperkirakan melampaui rekor 60 juta pada 2015, terutama akibat perang Suriah dan konflik-konflik berkepanjangan, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jumat (18/12/2015).

Data perkiraan itu termasuk 20,2 juta pengungsi yang melarikan diri dari perang dan penyiksaan, jumlah terbanyak sejak 1992, kata Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Antonio Guterres, dalam laporannya.

Hampir 2,5 juta pencari suaka permohonannya ditunda, dengan Jerman, Rusia dan Amerika Serikat menerima jumlah terbanyak dari hampir satu juta permohonan baru yang diajukan dalam pertengahan pertama tahun ini, katanya.

"2015 bersiap untuk menyaksikan jumlah pengungsi yang melampaui 60 juta untuk pertama kalinya --satu dari 122 penduduk dipaksa meninggalkan rumah mereka," katanya. Jumlah keseluruhan pengungsi hingga akhir 2014 tercatat 59,5 juta.

Sekitar 34 juta orang hingga pertengahan tahun menjadi pengungsi di dalam negeri, sekitar 2 juta lebih banyak dibandingkan periode sama pada 2014.

Yaman yang menghadapi perang sipil sejak Maret, melaporkan jumlah terbanyak pengungsi baru hingga 933.500 orang.

"Belum pernah ada kebutuhan lebih besar untuk toleransi, belas kasih dan solidaritas terhadap orang-orang yang sudah kehilangan segaanya," kata Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi itu, dalam sebuah pernyataan.

Negara-negara berkembang yang berbatasan dengan kawasan konflik masih menampung porsi terbesar pengungsi, kata laporan tersebut, dan memperingatkan mengenai berkembangnya "kebencian" dan "politisasi pengungsi".

Laporan itu didasarkan pada data resmi hingga pertengahan tahun, sebelum puncak gelombang masuk pengungsi dan migran melintasi Laut Tengah menuju Eropa pada Oktober. Laporan itu memprediksi kemungkinan dari tren-tren yang berkembang untuk mengestimasi jumlah total secara global.

Perang saudara Suriah yang pecah pada 2011 merupakan pendorong utama pengungsian, dengan lebih dari 4,2 juta pengungsi Suriah hingga pertengahan tahun, tercabut dari kampung halaman mereka, kata UNHCR.

Rakyat Suriah bersama Ukraina, tempat pemberontakan di kawasan timur pecah paa April 2014, memberikan kontribusi separuh dari 839 ribu pengungsi dalam pertengahan pertama 2015, katanya.

Kekerasan di Afghanistan, Somalia dan Sudan Selatan memicu pergerakan besar pengungsi, begitu juga dengan pertempuran di Burundi, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, dan Irak.

Pemulangan sukarela -langkah agar pengungsi bisa pulang dengan aman- berada pada tingkat terendah selama lebih dari tiga dekade, dengan hanya 84 ribu orang yang pulang hingga pertengahan tahun, dibandingkan 107 ribu pengungsi yang pulang selama periode sama 2014, kata UNHCR.

Banyak pengungsi yang tinggal di pengasingan dalam bertahun-tahun ke depan, katanya. "Sebagai akibatnya, jika anda menjadi pengungsi hari ini, peluang anda untuk pulang lebih rendah dibandingkan kapanpun dalam 30 tahun lebih."



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/REUTERS

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper