Kabar24.com, BANDUNG -- Untuk menghadapi tantangan global di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Indonesia tidak perlu takut menghadapi arus globalisasi yang akan menembus menggerogoti nasionalisme serta kebudayaan Indonesia.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, kesenian dan kebudayaan adalah salah satu kekuatan kita, yang munculnya dari kebhinnekaan bangsa Indonesia. Untuk itu tidak perlu mengkhawatirkan tentang arus globalisasi yang akan masuk jika kebudayaan di Indonesia kuat.
"Kebhinnekaan budaya, diperkuat dengan populasi kita yang begitu besar dibandingkan negara tetangga sehingga memunculkan begitu banyak pegiat seni budaya, menjadi satu kekuatan tersendiri yang tidak boleh diremehkan, apalagi oleh kita sendiri," ungkap Anies dalam acara pembukaan Kongres Kesenian Indonesia (KKI) 2015, Bandung, Rabu (2/12/2015).
Namun, lanjut Anies, dengan kekuatan kesenian dan kebudayaan yang dimiliki Indonesia, bukan berarti Indonesia bisa dengan santai menghadapi keterbukaan global.
"Justru perlu dilihat sebagai motivasi, bahwa kita sudah punya modal awal yang tidak boleh tersia-siakan. Modal awal kebhinnekaan seni budaya kita perlu kita perkuat dengan kombinasi pengetahuan, kreativitas dan teknologi," katanya.
Untuk memperkokoh budaya serta kesenian Indonesia, pemerintah siap menjadi fasilitator bagi penggerak seni untuk mengekspresikan karya seninya.
"Pemerintah siap membawa kesenian Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan tamu yang menawan di negeri orang," tukasnya.
Saat ini, pemerintah sedang mempersiapkan diri untuk memfasilitasi para seniman Indonesia menjadi tamu yang mempesona di pentas global.
"KKI kali ini juga berfungsi sebagai ajang konsolidasi internal kita untuk menghadapi World Culture Forum 2016 di mana kita akan berperan sebagai tuan rumah," tutur mantan Rektor Universitas Paramadina ini.