Kabar24.com, BANDUNG -- Kongres Kesenian Indonesia (KKI) kembali digelar. Kali ini Bandung menjadi tuan rumah KKI 2015, yang berlangsung pada 1-5 Desember 2015. Ini merupakan kongres ketiga setelah sebelumnya berlangsung pada tahun 1995 dan 2005 silam.
Dalam pertemuan seniman dari seluruh penjuru negeri ini akan membahas tentang masalah-masalah pengembangan kesenian yang selama ini telah dilakukan.
"Untuk mengkaji itu tentu harus melibatkan banyak pihak terutama para pemangku kepentingan pengembangan kesenian sendiri," ungkap Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Bandung, Rabu (2/12/2015).
Terkait perubahan dalam tatanan sosial, ekonomi, politik dalam negeri maupun global, Kacung mengatakan perlu adanya refleksi bersama terkait perubahan yang terjadi.
"Karena perubahan yang kerap terjadi di Indonesia maupun dunia kemudian juga menyentuh isu ketahanan budaya," tuturnya.
Refleksi bersama, lanjut Kacung, diharapkan mampu memetakan kebutuhan maupun prioritas yang harus ikut berubah dalam rangka menjawab tantangan hari ini dan masa depan.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan bahwa pemerinta siap menjadi fasilitator bagi penggerak seni untuk mengekspresikan karya seninya.
"Dengan KKI pemerintah jadi fasilitator beri ruang pada kaum kreatif. Jadi imajinasi itu bisa terekspresikan lebih terorganisir," kata Anies saat pembukaan KKI 2015.
Menurut mantan Rektor Universitas Paramadina ini untuk merealisasikan karya seni yang kreatif tidak harus selalu terstruktur. Untuk itu, pemerintah akan beri ruang bagi seniman agar karya seninya dapat tersampaikan dan dirasakan oleh masyarakat luas.
Dengan diselenggarakannya KKI 2015 ini, diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi konsep pengembangan kesenian yang lebih relevan.
"Terutama mengingat posisi strategis kesenian dalam peningkatan kualitas manusia dan kemanusiaan bangsa ini," pungkas Anies.