Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bertemu Kepala Staf Kantor Kepresidenan, Gubernur BI Bahas Peluang Penaikan Fed Rate

Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki bertemu Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo di Istana membahas peluang penaikan The Fed Rate pada Desember 2015 dan dampaknya terhadap perekonomian nasional.
Teten Masduki/JIBI-Akhirul Anwar
Teten Masduki/JIBI-Akhirul Anwar

Bisnis.com, JAKARTA--Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki bertemu Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo di Istana membahas peluang penaikan The Fed Rate pada Desember 2015 dan dampaknya terhadap perekonomian nasional.Teten menuturkan pertemuan tersebut hanya untuk bertukar kajian atas perkembangan ekonomi domestik dan global. Utamanya, perkembangan tentang peluang bank sentral Amerika Serikat untuk mendorong kenaikan suku bunga pada Desember 2015.

"Ngobrol saja, biasalah tukar menukar kajian. Kan ini ada perkembangan kenaikan suku bunga The Fed kira-kira Desember yang selama ini hampir 0%," kata Teten di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (6/11/2015).

Menurutnya, keputusan bank sentral yang dipimpin oleh Janet Yellen itu berpotensi mendorong arus balik dolar AS. Namun, Teten optimistis fenomena "dolar pulang kampung" tidak akan memukul pasar finansial Indonesia.

"Saya kira fondasi ekonomi kita cukup bagus, pasti akan ada pengaruh-pengaruh, tapi saya kira dengan beberapa program paket ekonomi ini sudah relatif kuat, karena yang dibutuhkan sekarang menaikkan ekspor dan capital inflow," tuturnya.

Selain meningkatkan ekspor dan capital inflow, Teten mengatakan pemerintah terus berupaya untuk menjaga daya beli masyarakat agar konsumsi domestik terus meningkat dan menggerakkan ekonomi nasional. Pasalnya, dalam konsumsi rumah tangga pada kuartal III/2015 hanya mampu tumbuh 4,96% (year on year).

"Presiden meminta para menteri untuk membuat program-program di desa yang bisa menyerap tenaga lewat program padat karya," kata Teten.

Pemerintah, imbuhnya, juga terus menggulirkan program bantuan sosial dalam bentuk Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Keluarga Sejahtera untuk masyarakat ekonomi rendah.

"Juga menjaga harga kebutuhan pokok dengan memperhatikan suplai dan distribusi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper