Kabar24.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat lebih dari setengah juta jiwa menderita infeksi saluran pernafasan akut atau ISPA akibat paparan asap kebakaran hutan dan lahan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah terus melakukan operasi kemanusiaan bagi masyarakat yang terpapar asap pekat di Sumatra dan Kalimantan.
Beberapa Pemda, NGO dan sukarelawan mendirikan rumah singgah lengkap dengan pembersih udara, pelayanan kesehatan, obat-obatan serta tenaga medis. BNPB mengirimkan 450 velbed dan tabung gas oksigen untuk mendukung rumah singgah.
"Beberapa Pemda telah membangun rumah singgah atau tempat evakuasi di gedung-gedung Pemda, seperti Kota Pekanbaru, Palangkaraya, Bengkalis, Palembangan, Katingan dan lain-lain," ujar Sutopo dalam rilis, Senin (26/10/2015).
Sejauh ini BNPB mencatat penderita ISPA sejak Juli hingga sekarang mencapai 505.527 jiwa. Sebagian masyarakat telah berkunjung ke rumah singgah tersebut, tetapi sebagian besar masih enggan dengan alasan jauh dan merasa nyaman di rumah masing-masing.
"Ini adalah salah satu ciri khas masyarakat kita yang memiliki keterikatan terhadap tempat tinggalnya. Inginnya evakuasi di tempat yang dekat rumah, tetap berdekatan dengan kerabat dan tetangganya. Sangat sosiologis hal ini," kata Sutopo.
Untuk itu, penetapan lokasi evakuasi diupayakan berdekatan dengan tempat tinggal warga. Adapun evakuasi ke kota atau daerah lain merupakan pilihan terakhir.
Operasi kemanusiaan juga dilakukan oleh TNI AL dengan mengalokasikan 11 KRI termasuk 1 kapal RS, KRI Banda Aceh, KRI Teluk Jakarta dan KRI Dr. Suharso yang berada di Banjarmasin.
Pelni juga menyiapkan 2 kapal yang sewaktu-waktu dapat digerakkan. Kapal ini disiapkan untuk mengevakuasi warga jika terjadi kondisi ekstrem untuk mengangkut ke daerah lain atau ditempatkan pada ruang-ruang kapal.
Darurat Kabut Asap: Miris, Setengah Juta Orang Menderita ISPA
Darurat Kabut Asap: Miris, Setengah Juta Orang Menderita ISPA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Akhirul Anwar
Editor : Andhika Anggoro Wening
Topik
Konten Premium