Bisnis.com, TANJUNGPINANG --- Jarak pandang akibat asap tebal yang menyelimuti udara di Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan (Pulau Bintan), Kepulauan Riau memburuk, kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang Dhira Utama.
"Pukul 06.00 WIB jarak pandang hanya 900 meter. Satu jam kemudian meningkat 1.000 meter," tambahnya di Tanjungpinang, Sabtu (24/10/2015).
Dia mengemukakan asap menyelimuti udara di Pulau Bintan (Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan) berasal dari kebakaran hutan dan lahan di beberapa kawasan di Sumatra dan Kalimantan.
Berdasarkan pantauan citra Satelit Terra dan Aqua, kata dia kebakaran hutan dan lahan terjadi pada 156 titik di Sumatra, sedangkan di Kalimantan terdapat 396 titik api.
Tadi pagi satelit juga menangkap satu titik api di Bintan. Namun pada siang hari titik api itu menghilang.
"Jarak pandang semakin siang berpotensi naik pada siang hari ini diprediksi hingga 2 kilometer," katanya.
Dhira mengimbau masyarakat serta pengguna transportasi darat, laut dan udara agar mewaspadai pengaruh asap yang mengurangi jarak pandang. Jarak pandang sewaktu-waktu berubah.
"Waspadai pula potensi hujan lokal di Bintan," ucapnya.
Sementara berdasarkan pantauan citra Satelit Himawari tidak terdapat pumpunan awan di wilayah barat Kalimantan. Hal ini berpotensi mempengaruhi kondisi cuaca di Pulau Bintan, sehingga kondisi cuaca daerah itu diperkirakan hujan ringan hingga sedang.
Adapun gelombang di perairan Tanjungpinang-Batam 0,8-1,5 meter, Bintan-Lingga 1-2 meter dan perairan Anambas-Natuna 1-2 meter.
KABUT ASAP: Jarak Pandang di Tanjung Pinang Dan Bintan Memburuk
Jarak pandang akibat asap tebal yang menyelimuti udara di Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan (Pulau Bintan), Kepulauan Riau memburuk, kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang Dhira Utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
6 jam yang lalu
Menakar Nasib Spektrum Frekuensi Merger FREN dan EXCL
8 jam yang lalu