Bisnis.com, PEKANBARU— Hingga kini, belum ada bantuan dan santunan dari pemerintah terhadap keluarga Ramadhani Lutfi Aerly (9) korban tewas akibat bencana kabut asap di Pekanbaru.
Orang tua korban, Ery Wirya mengatakan hingga kini dia belum menerima bantuan dan santunan dalam bentuk apapun dari pemerintah. Menurutnya, pemerintah harus bertanggungjawab mengenai hal ini.
“Saya minta pemerintah bertanggungjawab atas hal ini. Jangan sampai ada korban lainnya yang berjatuhan,” katanya saat berada di rumah duka Jalan Pangeran Hidayat Kecamatan Pekanbaru Kota, Rabu (21/10/2015).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau mengakui memang belum ada mekanisme yang dikeluarkan pemerintah untuk memberikan santunan ataupun bantuan terhadap keluarga yang ditinggalkan. Menurutnya, hal itu hanya bersifat pribadi.
“Sampai sekarang, belum ada,” katanya menjawab Bisnis.com, saat dihubungi Rabu (21/10/2015) sore.
Andra tidak berani menyatakan tentang jenis penyakit yang diderita korban. Hal itu harus didasari oleh pernyataan langsung dari dokter yang menangani. Namun, Andra tidak membantah bahwa murid kelas III Madrasah Ibtidaiyah Negeri I Pekanbaru itu meninggal karena kabut asap.
Kondisi kabut asap ini, sambung Andra, dapat memperburuk penyakit pernafasan, selain mendatangkan penyakit baru yang belum pernah diderita. Pemerintah juga menghimbau agar warga tidak menyepelekan penyakit yang timbul.
“Selalu memakai masker sudah sangat membantu,” katanya.
Sementara itu, pihak dokter RS Santa Maria dimana korban sempat dilarikan di rumah sakit tersebut juga belum menyatakan terkait jenis penyakit tersebut. Namun, menurut pihak kluarga, sesuai dengan hasil rontgen, paru-paru korban dipenuhi kabut asap.
Lutfy meninggal dunia Rabu sekitar pukul 05.00 WIB di RS Santa Maria. Sebelumnya, bocah itu sempat demam tinggi, kejang-kejang, sesak nafas dan tidak sadarkan diri.