Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BMKG Deteksi 39 Titik Panas di Bangka Belitung

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pangkalpinang mencatat 39 titik panas terdeteksi oleh Satelit Terra dan Aqua di Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (20/10/2015).
Titik api pemicu kebakaran hutan dan lahan./Ilustrasi
Titik api pemicu kebakaran hutan dan lahan./Ilustrasi

Kabar24.com, PANGKALPINANG - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pangkalpinang mencatat 39 titik panas terdeteksi oleh Satelit Terra dan Aqua di Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (20/10/2015).

Sebagian besar atau 12 di antaranya tersebar di Kabupaten Bangka Selatan, kata Staf Koordinator Unit Analisis BMKG Pangkalpinang, Deas Achmad Rivai di Pangkalpinang.

Ia menjelaskan 12 titik di Bangka Selatan tersebar di Kecamatan Payung dan Simpang Rimba masing-masing terdeteksi satu titik, sedangkan Kecamatan Toboali dan Air Gegas sama-sama terpantau sebanyak lima titik Titik panas itu dapat berubah sewaktu-waktu tergantung suhu udara dan aktivitas pembakaran lahan pada saat kemarau, katanya.

Di Kabupaten Bangka Tengah terdeteksi delapan titik panas yang tersebar di Kecamatan Koba sebanyak satu titik, Sungai Selan tiga titik dan di Kecamatan pangkalan Baru terpantau ada empat titik panas.

"Sedangkan di Kabupaten Belitung terdeteksi empat titik panas yang tersebar di Kecamatan Membalong dan Badau masing-masing dua titik panas," katanya.

Kemudian di Kabupaten Bangka sebanyak 11 titik yang lima di antaranya tersebar di Kecamatan Belinyu, empat di Riau Silip dan dua titik di Mendo Barat.

Demikian juga di Kabupaten Bangka Barat, terdeteksi sebanyak tiga titik panas, yakni di Kecamatan Kelapa dua titik dan di Jebus satu titik.

"Penyumbang titik panas terendah di Babel yakni ada di Kabupaten Belitung Timur, yakni hanya satu titik yang tersebar di Kecamatan Gantung," katanya.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan dan hutan, untuk mengurangi polusi udara yang akan merugikan kesehatan masyarakat lainnya.

"Kami berharap masyarakat tidak melakukan pembakaran lahan, karena api akan sulit ditangani seiring kecepatan angin selama musim kemarau ini cukup kencang," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper