Kabar24.com, PEKANBARU-- Provinsi Riau kembali memperpanjang status Siaga Darurat Pencemaran Udara Kabut Asap untuk dua minggu ke depan.
Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan Riau telah menetapkan status siaga darurat semenjak satu bulan yang lalu.
Awalnya, pemerintah hanya menetapkan dua minggu. Namun, kondisi udara di Riau masih belum membaik.
"Kabut asap masih menyelimuti. Kita memperpanjang status Siaga Darurat," ungkap Andi Rachman, Senin (19/10/2015).
Keputusan itu juga merupakan hasil pembahasan dari Plt Gubernur bersama Ketua Satuan Tugas Karhutla Danrem 031 Wirabima Brigjend TNI Nurendi, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau Fadrizal Labay, Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau Yulwiriati dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra Sjafril di Makorem 031/WB.
Andi Rachman mengatakan kabut asap di Riau berasal dari Provinsi Sumatra Selatan di mana daerah itu banyak terjadi kebakaran hutan dan lahan.
"Selama provinsi tetangga masih memproduksi asap, kita belum bisa bebas dari pencemaran udara," sebutnya.
Kualitas udara di Pekanbaru kembali memburuk berada pada level "Berbahaya" pada Senin (19/10) akibat kabut asap, setelah beberapa hari sempat berada di level "Tidak Sehat".
Kualitas udara itu tercantum di papan alat indeks standar pencemaran udara (ISPU) yang tersebar di tiga titik di Pekanbaru. Ketiganya menunjukkan status "Berbahaya".
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru Sugarin mengatakan hujan tidak turun selama dua minggu hingga membuat kabut asap kembali menebal.
Hujan dinilai paling efektif mengusir kabut asap dan kebakaran hutan dan lahan.
"Dua minggu lalu, sempat hujan selama beberapa hari, meski hujannya tidak deras," ungkapnya, Senin.
Kabut asap ini juga membuat jarak pandang di Pekanbaru juga lebih parah dibandingkan beberapa hari belakangan.
Sugarin mengatakan jarak pandang di Pekanbaru hanya 100 meter. Kabut asap mengganggu seluruh penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II.
Sejumlah wilayah Riau terpantau diselimuti asap pekat. Selain Pekanbaru, kabut asap pekat juga menyelimuti Rengat Kabupaten Indragiri Hulu yang menyebabkan jarak pandang berkisar 50 meter.
Sementara itu, di Pelalawan kabut asap menyebabkan jarak pandang hanya 100 meter dan Dumai 400 meter.
Selanjutnya sejumlah daerah di Riau dikabarkan turut diselimuti asap pekat yakni Bengkalis dan Siak.
Sugarin mengatakan bahwa kabut asap itu diakibatkan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatra Selatan.
Dari pantauan Satelit Terra dan Aqua terpantau 141 titik panas di Sumsel dari 153 titik panas di Sumatra.
"Selain di Sumsel, di Jambi dan Lampung, masing-masing terpantau empat titik, di Bangka Belitung tiga titik dan di Riau satu titik," paparnya.