Kabar24.com,PALEMBANG - Polusi udara akibat kabut asap di Palembang kini berada dalam posisi membahayakan kesehatan manusia.
Kualitas udara di Kota Palembang, Sumatra Selatan, Senin (19/10/2015), menyentuh level membahayakan kesehatan manusia atau tertinggi sepanjang tahun ini, yakni mencapai angka 1.180 mikrogram per meter kubik.
"Kualitas udara di ibu kota Provinsi Sumsel ini berada di atas ambang normal dan menyentuh level berbahaya tertinggi pada kondisi bencana kabut asap yang melanda daerah ini sejak 25 Agustus 2015," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumsel Indra Purnama di Palembang, Senin.
Berdasarkan rekaman alat pemantau partikular meter PM 10, kata Indra Purnama, kualitas udara di Kota Palembang berada pada level berbahaya lebih dari 350 mikrogram/m3.
Sesuai dengan kategori Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU): kualitas udara berada pada level 0--50 mikrogram/m3 dalam kondisi baik; level 50--150 mikrogram/m3 sedang; 150--250 mikrogram/m3 tidak sehat; 250--350 mikrogram/m3 sangat tidak sehat; dan pada level lebih dari 350 mikrogram/m3 berbahaya.
Menurut dia, kebakaran hutan dan lahan di sejumlah kabupaten di Sumsel hingga kini masih terus terjadi sehingga kabut asap bercampur abu sisa pembakaran cukup pekat dan mengakibatkan kualitas udara berada di atas ambang baku mutu atau di atas ambang normal, terutama pada pagi, sore, dan malam hari.
Melihat kondisi kualitas udara di Kota Palembang berada pada level sangat tidak sehat, Indra mengimbau masyarakat di Bumi Sriwijaya itu untuk mengurangi aktivitas di luar rumah/ruangan dan menggunakan masker agar tidak terhirup udara kotor yang berasap dan terdapat abu sisa kebakaran hutan dan lahan secara langsung.
Sebelumnya, Kepala Puskesmas Merdeka Palembang dr. Desty Alsen mengatakan bahwa beberapa bulan ini terdapat ribuan warga kota setempat mulai terserang penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) karena tidak kuat menghirup udara yang tercemar polusi asap dari kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau ini.
Dalam dua bulan terakhir, pihaknya telah melayani lebih dari 1.000 orang yang mengeluhkan mengalami gangguan penyakit ISPA dan batuk akibat alergi asap.
Sekarang ini, kata dia, sedikitnya terdapat puluhan orang yang berobat di puskesmas dengan keluhan gangguan pada saluran pernapasannya dan batuk-batuk.
Sebagai langkah pencegahan terserang penyakit ISPA serta penyakit lainnya yang disebabkan oleh asap dan abu sisa kebakaran hutan/lahan, dr. Desty mengimbau masyarakat menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan dan meningkatkan kesehatan dengan menambah asupan vitamin serta banyak minum.