Bisnis.com, PEKANBARU - Kualitas udara Pekanbaru kembali menunjukkan status "berbahaya" pada Senin (19/10/2015) akibat kabut asap, setelah beberapa hari sempat membaik.
Kualitas udara itu tercantum di papan alat indeks standar pencemaran udara (ISPU) yang tersebar di tiga titik di Pekanbaru. Ketiganya menunjukkan status "berbahaya". Kualitas udara sempat membaik berada pada level "tidak sehat".
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru Sugarin mengatakan hujan tidak turun selama dua minggu hingga membuat kabut asap kembali menebal. Hujan dinilai paling efektif mengusir kabut asap dan kebakaran hutan dan lahan.
"Dua minggu lalu, hujan selama beberapa hari, meski tidak deras," ungkapnya, Senin (19/10/2015).
Kabut asap ini juga membuat jarak pandang di Pekanbaru lebih parah dibandingkan dengan beberapa hari belakangan.
Sugarin mengatakan jarak pandang di Pekanbaru hanya 100 meter. Kabut asap mengganggu seluruh penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II.
Sejumlah wilayah Riau terpantau diselimuti asap pekat. Selain Pekanbaru, kabut asap pekat juga menyelimuti Rengat Kabupaten Indragiri Hulu yang menyebabkan jarak pandang berkisar 50 meter.
Sementara itu, di Pelalawan kabut asap menyebabkan jarak pandang hanya 100 meter dan Dumai 400 meter. Selanjutnya sejumlah daerah di Riau dikabarkan turut diselimuti asap pekat yakni Bengkalis dan Siak.
Sugarin mengatakan bahwa kabut asap di Riau diakibatkan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatra Selatan. Satelit Terra dan Aqua menemukan 141 titik panas di Sumsel dari 153 titik panas di Sumatra.
"Selain di Sumsel, di Jambi dan Lampung, masing-masing terpantau empat titik, di Bangka Belitung tiga titik dan di Riau satu titik," paparnya.