Bisnis.com, PEKANBARU – Kabut asap masih terus mengelayuti wilayan udara Provinsi Riau dan sekitarnya. Harapan masyarakat untuk menghirup udara segar dan menatap langit biru tak terbendung lagi. Mereka pun menyuarakan kegundahan melalui media sosial.
Hal ini terlihat dari semakin banyaknya warga yang mengirimkan harapan melalui surat terbuka atau curahan hati di media sosial, salah satunya yang disampaikan oleh akun facebook Furqon Elwe yang dikirimkan Selasa (13/10/2015). Berikut kutipan lengkapnya:
Untuk anakku Arasy dan Aafiya....
Seumur hidup papa baru sekali ini ikut berdemo. Pakai megang poster segala. Aslinya papamu ini bukanlah orang brtipe demonstran, pmberontak, suka yg frontal2, pemrotes, atw tipikal2 seperti itu. Apalagi di usia kepala empat ini pulak. Papamu tipe orang rumahan, dibelakang meja, menggambar dan terus menggambar.
Tetapi suatu hari seorang teman papa mengajak untuk beraksi dalam gerakan yang dia sebut #melawanasap #revolusilangitbiru. Teman papa itu
berkata bahwa demo yang akan dilakukan oleh gerakan ini sejatinya mengajak orang untuk lebih peduli terhadap bencana kabut asap di Riau,
tanah tempat papa, dan kalian berdua lahir ini, yang sudah 18 tahun diazab asap.
Kata teman papa itu lagi, gerakan ini mengajak kita lebih berempati terhadap kita semua yang menjadi korban asap, sebuah bencana akibat keserakahan manusia.
Arasy anakku, papa langsung teringat adikmu yang dua bulan lalu, sejak asap mulai menyerang, ia selalu batuk2. Sudah dibawa berobat ke dokter
pun batuknya tetap tak hilang2. Apabila batuknya berkali-kali, selalu diakhiri dengan muntah karena dia belum pandai membuang dahak sendiri. Sedih melihat makanan yg sudah disuap oleh mamamu keluar lagi.
Dua kali pula ia mengalami iritasi mata, sehingga merah dan berair. Sepanjang malam papa dan mamamu bergantian memegang tangannya yang berusaha menggosok-gosok matanya.
Alhamdulillah sejak ia dikurung di rumah hampir dua bulan lamanya, kini batuk dan iritasi matanya tak ada lagi. Tapi papa selalu tak berani menatap mata polosnya yang penuh tanya apabila ia menunjuk ke luar rumah dan merengek-rengek minta di bawa keluar. Karena kebiasaan adikmu jalan-jalan pagi sambil sarapan di sekitar komplek tempat kita tinggal.
Aras anakku, papa juga sering kehilangan jawaban bila kamu protes karena bosan dikurung terus di rumah. Padahal setiap sore kamu selalu bermain bola di lapangan sempit depan rumah, atau bersepeda dengan teman2mu.
Arasy anakku. Ketakberanian papa menatap mata polos adikmu dan ketakmampuan papa menjawab setiap protesmu itulah yg membuat papa ikut demo ini. Harapan papa sama dengan perkataan teman papa yang mengajak demo bahwa dengan menyuarakan kemarahan kita bersama-sama, gaungnya akan terdengar lebih kuat. Mudah2n yang terdengar oleh para pemimpin negeri ini yang diberi amanah untuk melindungi rakyatnya.
Papa berpikir ini adalah peluang untuk membuat perubahan. Dan sekecil apapun peluang yang bisa membuat perubahan menuju kebaikan untuk kalian dan generasi kalian, pasti akan papa lakukan.
#revolusilangitbiru #melawanasap, jln Cut Nyak Dhien, Pekanbaru.