Kabar24.com, JAKARTA — Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto meminta pemerintah untuk tidak melulu menggunakan landasan bisnis dalam melakukan lobi bisnis dengan asing.
Hasto menegaskan pemerintah perlu menggunakan pendekatan geopolitik yang secara luas merujuk pada hubungan antara politik dan teritori sebuah negara dalam skala lokal atau internasional. Geopolitik itu penting dan bisa digunakan untuk lobi.
Menurutnya, politik dan ekonomi seperti dua sisi mata uang yang saling berhubungan dan tidak dapat terpisahkan. Dengan demikian, geopolitik tersebut harus digunakan untuk menguatkan posisi politik Indonesia.
“Aspek-aspek politik bisa digunakan sebagai pendekatan menentukan kebijakan serta untuk meraup keuntungan ekonomi,” katanya saat berkunjung ke Redaksi Bisnis Indonesia, Jumat (9/10).
Misalnya, saat mengadakan lobi dengan China untuk kereta cepat. “Kalau pemerintah melalui Menteri BUMN Rini Soemarno mengadakan lobi hanya berlandaskan bisnis murni, salah besar. Pemerintah harusnya bisa memanfaatkan geopolitik yang pernah menjadi sejarah politik antara Indonesia dan China.”
Pemerintah, lanjutnya, harusnya bisa melihat sejarah Indonesia ikut memperjuangkan China agar keluar dari tirai bambunya untuk ikut Konferensi Asia Afrika.
Selain itu, pemerintah harusnya lebih bisa melihat jalur perdagangan yang sedang dibesut di sekitar Laut China Selatan untuk mendulang keuntungan ekonomi.
Indonesia juga pernah memperjuangkan China masuk dalam Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB. Untuk itu, pemerintah perlu menyiapkan implementasi geopolitik berupa geostrategi agar lobi-lobi tak mudah kandas.
Seperti diketahui, Hasto juga pernah mengungkapkan bahwa pemanfaatan geopolitik bakal membawa kejayaan bangsa Indonesia untuk mewujudkan keinginannya menjadi poros maritim dunia.
Saat ini, tambah Hasto, PDIP juga tengah menyiapkan kadernya agar memahami hal tersebut dalam sekolah politik yang rutin digelar oleh PDIP.
“Saat ini kami siapkan sejumlah kader agar matang memahami politik, geopolitik, cara pandang, dan roh dari PDIP,” ujar Hasto.