3. Biaya Pemadaman Kuras Uang Negara
Perihal heli tadi yang bakal tak bisa terbang pada waktu tertentu, apakah masyarakat Indonesia tahu, bahwa 'diamnya' heli tetap ada biayanya. Karena mayoritas helikopter untuk mengatasi bencana, ternyata bukanlah milik kita. Melainkan milik asing yang disewa. Pilot dan semua kru di dalamnya, rata-rata para bule yang berasal dari perusahaan sewa menyewa helikopter. Dan BNPB mengakui, bila harga sewanya mencapai USD6.000 atau sekitar Rp84 juta, per jam! Mahal banget ya Pak. Gak kebayang deh, andai dalam sehari disewa 5 jam saja, artinya Rp420.000.000. Dikali tiga bulan sejak kebakaran kian meluas. Lalu dikali lagi bertahun-tahun sejak kebakaran lahan dan hutan. Wuiiiiiih, itu dibayar pake duit semua kan Pak, bukan daun toh? *ngiler saya bayangin fulusnya.
Tapi itu belum seberapa, ada lagi nih istilah modifikasi cuaca. Cara kerja pastinya, silahkan browsing sendiri di Mbah Google. Secara sederhana, berton-ton garam, akan diangkut menggunakan pesawat jenis Cassa, lalu garam itu ditaburkan di atas langit suatu daerah, dengan tujuan agar terkumpul awan yang bisa mendatangkan hujan. Cara kerjanya juga suliiiiiiit sekali. Karena harus benar-benar terprediksi, bila tak ingin hanya menabur garam sia-sia. Banyak pihak harus dilibatkan dalam misi ini.
Kira-kira, rakyat Indonesia tahu gak ya, kalau modifikasi itu muahaaaal sekali. BNPB melansir, untuk 90 hari kerja saja, dibutuhkan anggaran hingga Rp40 miliar. Artinya dengan kalkulasi sederhana, dalam sehari dibutuhkan biaya modifikasi cuaca bernilai ratusan juta, hanya untuk 'membuang' garam. Luar biasa.
Dan untuk dua kegiatan itu, BNPB tahun ini saja, sudah menyiapkan dana siap pakai sebesar Rp385 miliar. Itu kabarnya hanya di Riau saja (tolong koreksi bila saya salah, maklum Pak, saya copas dari media online yang ada aja). Dan bila masuk situasi tanggap darurat seperti sekarang, katanya biaya yang tersedia bahkan sampai 'tak berbatas'....Ck..ck...ck...