Bisnis.com, JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menilai menumbuh kembangkan jiwa wirausaha di masyarakat mampu meredam laju paham komunisme dan sosialisme di Tanah Air.
Ketua Umum BPP Hipmi Bahlil Lahadalia mengatakan tidak perlu kekuatan militer untuk mencegah paham yang bersebrangan dengan ideologi negara tersebut.
"Cukup galakkan saja entrepreneurship atau kewirausahaan. Komunisnya akan mati dengan sendirinya,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (1/10/2015).
Dia menuturkan, di negara-negara yang memiliki jiwa wira usaha yang kuat, paham komunisme dan sosialisme tidak berkembang. Misalnya saja seperti Korea Selatan. Karena kewirausahaan berkembang pesat, maka negara itu bisa maju dan paham sosialisme dan komunisme menjadi tidak laku, sangat berbeda dengan Korea Utara.
Sementara itu, di China, lanjut Bahlil, dengan adanya liberalisasi dan kekuatan entrepreneurship, paham sosialisme sudah hilang. Paham komunisme pun hanya berlaku pada sistem politiknya.
Bahlil mengatakan Indonesia sebenarnya telah memiliki akar budaya sejarah kewirausahaan dengan adanya semangat saudagar untuk berdagang menyeberangi samudera sampai ke belahan dunia lain.
Namun, budaya tersebut perlahan-lahan meredup oleh penjajahan yang menempatkan warga pribumi sebagai kelas pekerja saja.
“Sementara, rekan-rekan dari suku Bangsa Arab, Tionghoa, dan India dijadikan mediator atau pengumpul antara warga pribumi dan penjajah saat itu oleh penjajah," jelasnya.
Struktur sosial warisan penjajah inilah yang kemudian berkembang pesat di Tanah Air, sehingga kebanyakan warga Indonesia hanya puas menjadi karyawan atau kelas pekerja saja.
Di saat yang sama ketimpangan sosial makin lama kian melebar. Situasi tersebut yang membuat lahan bagi tumbuhnya komunisme dan
sosialisme makin subur.
“Jadi, struktur sosial inilah yang harus direstruktrurisasi oleh negara, sehingga tercipta peluang dan kesempatan yang sama dalam mengejar kesejahteraan dan kebahagiaan,” tutur Bahlil.
Berdasarkan kondisi tersebut, Hipmi mendorong agar negara mampu menumbuhkan semangat kewirausahaan. Caranya dengan membuka akses dan kemudahaan bagi setiap warga negara untuk dapat menjadi pengusaha.
Selain itu, negara perlu secara sengaja meningkatkan rasio pengusaha atas populasi. Saat ini rasio pengusaha atas populasi tidak lebih dari 1%. Sementara negara-negara maju mencapai 7% dari populasi.
Guna mendorong jumlah pengusaha agar lebih banyak lagi, saat ini Hipmi tengah menggodok RUU Pengusaha Pemula. Diharapkan tahun depan RUU ini sudah masuk dalam program legislasi nasional untuk kemudian disahkan.
“Kita sedang siapkan kajian akademisnya. Insya Allah tahun depan kita sudah siap,” ucapnya.
Seperti yang diketahui, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Mulyono mengungkapkan sudah ada indikasi paham komunis kembali berkembang di Indonesia. Indikasi tersebut terlihat karena adanya desakan dari kelompok-kelompok tertentu yang ingin mengubah fakta sejarah.
HIPMI: Jiwa Wirausaha Mampu Redam Komunisme
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menilai menumbuhkembangkan jiwa wirausaha di masyarakat mampu meredam laju paham komunisme dan sosialisme di Tanah Air.n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dimas Novita Sari
Editor : Mia Chitra Dinisari
Topik
Konten Premium