Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SITI NURBAYA: Kabut Asap di Singapura Hanya Beberapa Jam Saja

Singapura boleh marah karena terpapar asap kebakaran hutan, namun itu terjadi dalam beberapa jam saja
Kabut asap pekat menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Senin (28/9)./Antara
Kabut asap pekat menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Senin (28/9)./Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Singapura boleh marah karena terpapar asap kebakaran hutan dan lahan dari Indonesia tetapi sebentar saja.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan indeks standar pencemaran udara di Singapura memang berbahaya di kisaran 300 tetapi dalam hitungan jam segera turun. Sedangkan di Riau mencapai 400 dan berlangsung cukup lama. "Menurut saya tidak arif juga kalau marah. Kalau marahnya sebentar ya boleh lah karena angkanya lebih dari 300 tapi beberapa jam kemudian dia turun lagi, kalau yang berbahaya itu kalau terus-terusan satu hari 24 jam, saya mengikuti itu," kata siti di Jakarta, Senin (28/9/2015).

Protes dari Singapura, ujar Siti, dipahami oleh pemerintah Indonesia tetapi sebaiknya lebih arif menyikapi bencana asap tersebut karena Indonesia bukan tidak bekerja. Berbagai upaya pemadaman sudah dilakukan secara maksimal. Apalagi kabut asap datang pada malam hari dimana sebagian besar orang berada di dalam ruangan tidak terlalu mengganggu.

"Kalau [ISPU] 300 nya itu jam 12 malam sampai jam delapan pagi kan juga pada jam itu orang enggak diluar," jelas Siti. Presiden beserta jajarannya telah bekerja siang malam melakukan pemadaman. Bahkan di beberapa lokasi didatangi langsung. Beberapa lokasi tidak bisa dikunjungi karena situasinya tidak memungkinkan. "Kita bekerja luar biasa. Saya enggak tahu Presiden mana yang bisa bekerja seperti Presiden kita," ucap Siti.

Sementara itu, Seskab Pramono Anung menyatakan sikap pemerintah Indonesia dengan tawaran bantuan dari Singapura hingga saat ini belum ada kata sepakat. Pemerintah cenderung memilih berupaya memadamkan api dengan usaha sendiri.

"Ya memang ada upaya itu ya tetapi kita dari laporan BNPB dan juga Menteri KLH sampai sekarang kita masih mengupayakan apa yang bisa kita lakukan. Mengenai hal ini, tentunya presiden menyerahkan langkah-langkah itu dalam koordinasi di lapangan," ujar Pramono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhirul Anwar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper