Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pimpinan DPR Bertemu Donald Trump: Budiman Sudjatmiko Pertanyakan Kesetiaan Pada NKRI

Anggota DPR dari Fraksi PDIP Budiman Sudjatmiko mempertanyakan kesetiaan pimpinan DPR kepada NKRI saat mengiyakan pertanyaan Donald Trump tentang hal besar untuk AS.
Budiman Sujatmiko
Budiman Sujatmiko

Kabar24.com, JAKARTA — Anggota DPR dari Fraksi PDIP Budiman Sudjatmiko mempertanyakan kesetiaan pimpinan DPR kepada NKRI saat mengiyakan pertanyaan Donald Trump tentang hal besar untuk AS.

Menurut Budiman, publik mempunyai hak untuk tahu tentang persoalan ini.

“Dugaan pelanggaran yang dilakukan para pimpinan DPR yang hadir dalam jumpa pers pribadi bakal calon presiden Partai Republik untuk Pemilu AS 2016 Donald Trump di Trump Tower, New York, itu merupakan kasus luar biasa dan sama sekali berbeda dengan kasus pelanggaran etik yang selama ini ada,” kata Budiman saat menyerahkan dokumen laporan ke Mahkamah Kehormatan Dewan di Kompleks Gedung Parlemen, Senin (7/9/2015).

Selain menggunakan uang negara, menurutnya, pertemuan dengan Trump itu berisiko membebani parlemen dan publik Indonesia.

Bagaimana tidak? Di depan Trump dan pers AS, paparnya, Setya Novanto bilang akan melakukan hal besar untuk AS. Ini bentuk kesetiaan ganda dari ketua DPR, ujarnya.

“Itu jelas melanggar kode etik karena kami pernah bersumpah untuk tidak menduakan kesetiaan kepada NKRI,” kata Budiman.

Jika benar ada unsur pelanggaran etik dalam pertemuan di sela sidang The 4th World Conference of Speakers Inter Parliamentary Union (IPU) di New York pada 31 Agustus-2 September 2015 itu, MKD memiliki tiga kriteria sanksi yang akan diterapkan.

“Sanksi paling ringan mereka hanya diskors. Paling berat mereka bisa dipecat,” kata anggota MKD Sarifuddin Sudding dalam kesempatan lain.

Wakil Ketua MKD Junimart Girsang mengatakan kasus ini sudah jelas. Bahkan, sebelum ada laporan, MKD juga sudah membahasnya.

“Pembahasan itu terkait pemanggilan saksi dan sebagainya. Kalau perlu, Donald Trump juga kami panggil untuk bersaksi,” ujarnya.

Pertemuan parlemen tingkat dunia sudah usai. Namun, Setya Novanto dan Fadli Zon beserta rombongan yang antara lain terdiri dari Ketua Komisi III Aziz Syamsuddin, Ketua BURT Roem Kono, dan Wakil Ketua Komisi VIII Satya Yudha belum mendarat di Tanah Air.

Mereka dijadwalkan pulang pada 12 September 2015 setelah melakukan perjalanan tambahan menuju Los Angeles, San Fransisco, dan Washington DC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper