Bisnis.com, JAKARTA—Organisasi Asia Tenggara Association of Southeast Asian Nations (Asean) diminta membenahi sejumlah persoalan yang mendera kawasan, baik di bidang politik, ekonomi, maupun struktur kelembagaan.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan menjelang pembentukkan komunitas Asean, negara-negara Asia Tenggara harus memperkuat kohesi dan kesatuan regional.
“Asean tidak seharusnya membiarkan sengketa bilateral belum terselesaikan dan merusak keharmonisan negara,”katanya dalam Pidato peringatan Ulang Tahun Asean Ke-48 di Sekretariat Jenderal Asean, Senin (10/8/2015).
Kalla juga mengimbau untuk mempertahankan otonomi strategis kawasan Asia Tenggara. Menurut dia, Asean harus terampil dalam mengelola hubungan dengan negara besar, terlibat dengan semua pihak, tetapi tidak mengizinkan siapapun kekuatan eksternal untuk mendikte.
Selain itu, organisasi kawasan Asia Tenggara itu juga diminta mempercepat integrasi ekonomi regional berdasarkan pertumbuhan yang adil dan merata, serta memberi perhatian yang sama untuk pembangunan berbasis lahan dan maritim.
“Perlu peningkatan kapasitas kelembagaan Asean, termasuk kapasitas intelektual dan organisasi,”tegasnya.
Menurut Kalla, Asean telah bertransformasi menjadi organisasi regional yang kuat dibandingkan banyak kawasan lain di dunia. Asean juga merupakan bagian integral dari pembangunan abad ke-21 sebagai abad Asia.
Peran strategis ASEAN sebagai penggerak utama arsitektur regional telah diakui oleh kekuatan-kekuatan regional yang besar. Organisasi Asia Tenggara itu telah mencapai pengakuan internasional dengan semakin banyak negara dan lembaga yang ingin menjadi mitra dialognya.