Bisnis.com, JAKARTA – Hari Anak Nasional (HAN) yang diperingati setiap 23 Juli masih diwarnai dengan tingginya kasus kekerasan terhadap anak. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya jumlah kasus pengaduan yang dilaporkan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Data KPAI hingga April 2015 menyebutkan, dari sembilan klaster pengaduan KPAI, kasus anak berhadapan dengan hukum (ABH) menempati posisi tertinggi, mencapai 6.006 kasus. Jumlah tersebut diikuti dengan kasus pengasuhan sebanyak 3.160, kasus pendidikan mencapai 1.764 kasus, kesehatan dan Narba, Psikotropika dan Zat Adiktif atau NAPZA sebanyak 1.366 kasus dan cybercrime dan pornografi mencapai 1.032 kasus.
“Kasus pengasuhan menjadi masalah serius seiring dengan meningkatnya konflik rumah tangga yang berujung pada perceraian dan rebutan kuasa asuh. AKibatnya anak menjadi korban, baik rebutan kuasa asuh, penelantaran, hingga kekerasan,” ujar Ketua KPAI Asrorun Niam Sholeh, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima, Kamis (23/07/2015).
Oleh karena itu, pihaknya menuntut negara untuk hadir secara total dalam memperhatikan perlindungan anak. Menurutnya, keberpihakan negara itu bisa diwujudkan melalui banyak cara.
Cara-cara itu di antaranya pembangunan kebijakan yang ramah anak, kebijakan penganggaran, hingga pada penyelesaian kasus-kasus temporer seperti kasus hukum atas pembunuhan anak, pemaksaan pendidikan agama, penculikan anak, penelantaran anak, hingga yang terbaru adalah jaminan perlindungan anak pada kasus keributan di Tolikara, Papua.
Di sisi lain untuk menyambut hari anak nasional, dia juga menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mengekspresikan sikap kasih sayangnya pada anak-anak dengan memberikan belaian kasih sayang sebelum beraktivitas. Selain itu, juga dengan mengunjungi panti-panti asuhan, sekolah, pesantren, lapas, dan anak-anak di tempat pengungsian untuk mengekspresikan empati pada anak.
“Pastikan pada saat Hari Anak Nasional nanti, tidak ada lagi anak-anak Indonesia yang tidak ceria. Pastikan kita untuk hadir memberi perlindungan pada anak-anak, teladankan kebaikan dan kelemahlembutan agar mereka memiliki optimisme dalam menatap masa depan,” katanya.