Bisnis.com, BANDUNG — Kalangan petani kopi di Jawa Barat meminta pemerintah memaksimalkan bantuan sarana dan prasarana guna memacu produksi komoditas itu.
Ketua Koperasi Petani Kopi Warga Masyarakat Hutan (Koptan Kowamah) Jabar Iyus Supriyatna mengatakan tidak maksimalnya bantuan sarana dan prasarana yang dilakukan pemerintah memicu penurunan produksi kopi di beberapa tempat.
Padahal, ujarnya, dalam beberapa tahun terakhir, permintaan kopi asal Jabar yakni jenis Java Preanger terus diincar konsumen luar negeri terutama Eropa dan Amerika.
"Memang pemerintah memiliki bantuan sarana dan prasarana terhadap petani, namun itu belum merata di semua wilayah," ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (22/7/2015).
Menurutnya, pemerintah harus segera melakukan pemetaan kembali terkait penyaluran bantuan sarana dan prasarana terhadap para petani kopi. Hal tersebut dilakukan agar produksi kopi bisa terdongkrak.
“Saat ini produksi kopi di Jabar baru mencapai 15.000 ton per tahun dengan luas lahan 30.000 hektare (ha). Jika bantuan dilakukan secara merata diperkirakan produksi bisa bertambah di atas 20%,” ujarnya.
Selain itu, Iyus melanjutkan selama ini Indonesia lebih banyak mengekspor kopi dalam keadaan mentah atau masih berbentuk biji kopi. Padahal, ujarnya, jika diekspor dalam bentuk olahan maka akan mendapatkan nilai tambah terutama bagi petani.
Ekspor kopi yang masih sebatas biji kopi menyebabkan ekspor kopi Indonesia masih kalah dengan Vietnam.
“Sebanyak 70% dari ekspor kopi nasional dalam bentuk green beans atau biji kopi yang belum diolah, sisanya sudah dalam bentuk olahan,” ujarnya.
Petani Kopi di Jabar Minta Bantuan Sarana Dimaksimalkan
Kalangan petani kopi di Jawa Barat meminta pemerintah memaksimalkan bantuan sarana dan prasarana guna memacu produksi komoditas itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Adi Ginanjar Maulana
Editor : Martin Sihombing
Topik
Konten Premium