Kabar24.com, JAKARTA - Kalangan Kadin Indonesia menilai isu peredaran beras sintetis atau beras yang terbuat dari bahan plastik, sarat dengan dengan muatan politik.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik, Natsir Mansyur mengatakan harga biji plastik lebih mahal jika dibanding dengan harga beras.
"Masak mencampur dengan barang yang lebih mahal. Masalah itu bukan murni bisnis, saya kira ini hanya pengalihan isu dan motif politik saja," katanya Senin (25/5).
Menurut Natsir, jika motifnya untuk mencari keuntungan, maka pedagang yang curang akan mencampur beras dengan bahan yang lebih murah.
"Misalnya jagung atau jenis beras lain yang lebih murah".
Natsir menyebut beras plastik, kalau memang ada, tidak harus diimpor. Di dalam negeri pun, ada mesin cetak yang bisa membuat plastik berbentuk beras.
"Saya tidak tahu beras platik itu impor atau dari dalam. Teknologinya juga bisa dibuat di sini, sederhana," ujarnya.
BERAS SINTETIS: Elit Kadin Curiga Hanya Pengalihan Isu
Kalangan Kadin Indonesia menilai isu peredaran beras sintetis atau beras yang terbuat dari bahan plastik, sarat dengan dengan muatan politik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium