Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peningkatan Ancaman Dunia Maya di Indonesia

Belum lama ini beberapa perusahaan penyedia solusi keamanan dunia maya melansir laporan yang menyebutkan peningkatan serangan dunia cyber. Salah satunya adalah FireEye yang merilis laporan mengenai aksi kelompok Advance Persistent Threat 30(APT30).
AKBP Sugeng Hariyanto memberikan materi mengenai cyber crime./Nindya Kurnia-JIBI.
AKBP Sugeng Hariyanto memberikan materi mengenai cyber crime./Nindya Kurnia-JIBI.

Bisnis.com, JAKARTA -- Belum lama ini beberapa perusahaan penyedia solusi keamanan dunia maya melansir laporan yang menyebutkan peningkatan serangan dunia cyber. Salah satunya adalah FireEye yang merilis laporan mengenai aksi kelompok Advance Persistent Threat 30(APT30).

Menurut laporan itu, kelompok spionase cyber ini telah mengancam keamanan dunia maya di kawasan Asia Tenggara dan India, sedangkan Indonesia sendiri diduga menjadi salah satu target penyerangan kelompok tersebut.

Para peneliti menemukan fakta unik yakni organisasi di Asia merasa pihaknya tidak akan menjadi target kelompok tersebut. Padahal Asia telah menjadi sasaran empuk kelompok spionase dunia maya tersebut. Bahkan para target tidak memiliki kemampuan untuk mendeteksi serangan dan tidak terlindung dari dampak aksi kelompok berbahaya ini.

Serangan ini menjadi masalah yang nyata terjadi di India dan ASEAN. FireEye melansir di situs resminya, 37% pelanggan FireEye di APAC terdeteksi serangan cyber yang canggih pada semester II/2014. Persentase ini menunjukkan pelanggan di wilayah tersebut memiliki kemungkinan 33% menjadi sasaran dari rata-rata global sebesar 27%.

Kelompok hacker ini secara kolektif mencuri informasi penting dari semua tingkatan pemerintah, pertahanan, media, keuangan, manufaktur, telekomunikasi dan industri lainnya. Dampak hilangnya data-data ini berpengaruh pada hilangnya Hak Kekayaan Intelektual perusahaan. Selain itu, hilangnya data memungkinkan para pesaing untuk mencuri pangsa pasar.

Vice President of PT Virtus Technology Indonesia Toto A Atmojo mengemukakan saat ini pola perilaku ancaman dunia maya telah berubah. Target pun terkadang tidak mengetahui dan menyadari serangan yang datang.

“Handphone dan laptop processing power digunakan menyebarkan malware. Oldways but advanced,” ungkap Toto di Jakarta belum lama ini.

Penyerang memberikan attachment melalui email dan akan berbahaya jika dibuka. Cerdiknya pelaku, attachment tidak akan berdampak apapun jika dibuka menggunakan IP Address yang bukan menjadi tujuan.

Virus atau malware baru aktif jika dibuka melalui IP Address tujuan. Proses penyerangan tersebut akan mengambil sejumlah data penting dan rahasia perusahaan. Kejadian peretasan yang mencuri data rahasia perusahaan pernah dialami Sony Pictures Entertainment pada November tahun lalu.

Karyawan Sony Pictures dikejutkan dengan munculnya gambar tengkorak berwarna merah di layar komputer mereka. Kelompok peretas dengan nama Guardian of Peace berhasil mencuri data rahasia perusahaan sebesar 100 TB dan 40 GB diantaranya disebarluaskan di media sosial. Data tersebut termasuk salinan beberapa film yang belum dirilis oleh Sony, seperti film kontroversial yang mengejek pemimpin tertinggi Korea Utara, The Interview.

Kepala Indonesia—Security Incidents Response Team on Internet Infrastructure (Id-SIRTII) Rudi Lumanto pun mengemukakan hal serupa, selain pola perilaku peretas, jumlah serangan pun meningkat tajam. Menurut Rudi setiap satu menit ada 223 PC di dunia ini yang terinfeksi malware.

“Dalam satu menit ada 223 PC terinfeksi malware, 20 korban data leak, 12 situs yang diretas dan 416 situs terkena uji coba serangan,” ungkap Rudi di Jakarta.

Rudi menambahkan monitoring Id-SIRTII menemukan ancaman serangan dunia maya di Indonesia terus meningkat. Menurut pantauan sistem keamanan ditemukan 48,4 serangan di dunia cyber sepanjang 2014 lalu di Indonesia. Angka ini menunjukkan rentannya keadaan dunia cyber di Indonesia. Menurut Rudi dibutuhkan kerjasama dan kolaborasi berbagai sektor baik dalam dan luar negeri untuk menanggulangi masalah keamanan dunia maya tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Agnes Savithri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper