Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Sosial siap membangun 100 desa sejahtera mandiri yang akan diintervensi dengan berbagai program kesejahteraan sosial.
"Kita siapkan beberapa format, yang sangat memungkinkan bisa memberikan pendampingan secara kontinyu adalah perguruan tinggi," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Jakarta, Kamis.
Karena itu, Kementerian Sosial menggandeng 14 perguruan tinggi lewat nota kesepahaman yang ditandatangani bersamaan dengan seminar Revolusi Mental Karakter Bangsa untuk menyusun rencana model desa sejahtera mandiri.
Alasan kemitraan dengan perguruan tinggi, dikatakan Mensos, karena perguruan tinggi paling tidak dalam setahun melaksanakan tiga kali Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang akan memberikan pendampingan, penguatan sekaligus laporan dari kemajuan dari desa yang dibangun dan membangun desa.
Mensos menjelaskan desa membangun artinya masyarakatnya partisipatif, punya potensi keswadayaan, masyarakatnya memiliki potensi untuk lebih produktif.
Dalam membangun desa sejahtera mandiri, Kemensos akan masuk pada berbagai program seperti rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), kelompok usaha bersama (Kube), sarana lingkungan, perlindungan sosial korban bencana alam serta keserasian sosial.
"Kita menyisir adakah di desa itu yang misalnya lansia terlantar pastikan mereka dapat asuransi lanjut usia, ada tidak di desa itu anak disabilitas atau yang kurang beruntung maka akan tersisir dari layanan desa sejahtera mandiri," kata Mensos.
Dalam pelaksanaannya, setiap kementerian dan lembaga akan bekerja sesuai tugas dan fungsinya, misalnya, kata Mensos jika di desa tersebut membutuhkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) maka akan dikomunikasikan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Di Nawacita ketiga disebutkan bahwa membangun Indonesia dari pinggiran dan membangun Indonesia dari desa, maka disepakati pada rakor Menko PMK pada 2015-2019 ada 5.000 desa tertinggal dan 2.000 desa mandiri yang akan disiapkan untuk mendapatkan intervensi program secara integratif.